Suatu ketika saya bertemu artis yang dulu sempat saya kagumi karena kepribadian dan aktingnya. Waktu itu kami sama-sama syuting di Persari, studio besar di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan. Saya masih peran kecil-kecilan dan dia peran utama. Saya tidak sampai berpikir bakal ada jembatan antar-kasta, mengingat kebaikan dia di saat wawancara atau menghadiri undangan talkshow di layar kaca. Ternyata saya salah besar. Artis ini seratus delapan puluh derajat berbeda jika ditemui di dunia nyata. Ia tidak ramah dan bahkan cenderung menganggap saya tidak ada. Padahal saya cukup cerdik mengambil momen menyapanya ketika kami di musala selesai salat magrib; lagi pula saya menyapanya dengan wajar dan tidak dengan cara memalukan.
Menghibur dengan Sepenuh Hati