Skip to main content

Posts

Showing posts with the label opini

Dolittle (2020): Film Keluarga yang Menghibur, tapi Cepat Terlupakan

Judul: Dolittle Genre: Adventure, fantasy Sutradara: Stephen Gaghan Pemain: Robert Downey Jr., Antonio Banderas, Michael Sheen, Jim Broadbent, Jessie Buckley, Harry Collet, Emma Thompson, Rami Malek, John Cena, Kumail Nanjiani, Octavia Spencer, Tom Holland, Craig Robinson, Ralph Fiennes, Selena Gomez, Marion Cotillard, Kasia Smutniak, Camel Laniado, dan Frances de la Tour Negara: Amerika Serikat, Inggris Tahun rilis: 2020 "Dolittle" (2020) rupanya sukses membuatku tertipu. Film ini tidak terlalu bagus, tapi juga bukan film buruk. Sedang-sedang saja. Mungkin ekspektasiku terlalu tinggi, hingga begitu keluar dari teater aku merasa tak mendapatkan apa-apa selain waktuku yang tersita selama kurang lebih seratus menit untuk sebuah film yang tak menyuguhkan sesuatu yang memorable .

Ford v Ferrari (2019): Film Balap Terbaik Sejauh Ini

Judul: Ford v Ferrari Genre: Sport, drama, biopic Sutradara: James Mangold Skenario: Jez Butterworth, John-Henry Butterworth, Jason Keller Pemain: Matt Damon, Christian Bale, Jon Bernthal, Caitriona Balfe, Josh Lucas, Noah Jupe, Tracy Letts, Remo Girone Negara: Amerika Serikat Tahun rilis: 2019 "Ford v Ferrari" (2019) memuaskan dari banyak segi; mulai dari skenario yang baik, pemilihan pemeran yang tepat, sinematografi yang baik, dan tata suara yang dahsyat. Ini termasuk film balap terbaik yang pernah kutonton. Sangat direkomendasikan bagi kalian penggemar film-film balap. Kalian akan dimanjakan oleh scenes ketika Ken Miles menguji coba mobil balap sekaligus mengadunya di arena.

[Review Film]: Teror Santet di Rumah Panti

Judul: Ratu Ilmu Hitam Genre: horor Sutradara: Kimo Stamboel Skenario: Joko Anwar Pemeran: Aryo Bayu, Hannah Al Rashid, Adhisty Zara, Muzakki Ramdhan, Ari Irham, Ade Firman Hakim, Sheila Dara Aisha, Tanta Ginting, Miller Khan, Imelda Therinne, Salvita Decorte, Yayu A.W. Unru, Ruth Marini, Putri Ayudya. Negara: Indonesia Tahun rilis: 2019 "Ratu Ilmu Hitam" (2019) ternyata biasa saja. Ada beberapa kekurangan; yang paling mengganggu penggunaan backsound horor yang terlalu berlebihan hingga menutupi suara beberapa dialog penting, dan tentu saja pemakaian kata "kita" yang harusnya "kami" di dialog satu atau dua scene . Sebenarnya cerita "Ratu Ilmu Hitam" (2019) lumayan bagus, tapi sudah banyak cerita macam ini. Bagi orang-orang tertentu, seluruh adegan gore -nya tak terlalu memukau (termasuk bagiku yang sudah menonton entah berapa banyak adegan gore dari entah berapa film sejauh ini yang lebih baik dari adegan-adegan gore di "Rat

[Review Film]: Pesona Arini sang Ratu PHP

Judul: Love for Sale 2 Genre: Drama, comedy Sutradara: Andibachtiar Yusuf Skenario: Mohammad Irfan Ramly, Andibachtiar Yusuf Pemeran: Della Dartyan, Adipati Dolken, Ratna Riantiarno, Ariyo Wahab, Bastian Steel, Putri Ayudya, Taskya Namya, Egy Fedly Negara: Indonesia Tahun rilis: 2019 "Love for Sale 2 " (2019) adalah gambaran total kehidupan seorang single bahagia yang didesak untuk segera menikah di negeri ini. Menurutku ini lebih baik dari film pertamanya, meski antara kedua film ini mempunyai dua jalan cerita yang tak saling berkaitan.   "Love for Sale 2 " (2019) mengisahkan Ican, seorang pria single yang lama melajang dan tak kunjung menikah di usaianya yang sudah kepala tiga, sehingga terus didesak oleh keluarganya agar segera berumah tangga. Desakan paling pantang menyerah tentu saja dari ibunya sendiri.

[Review Film]: "Kisah Luar Biasa Kiper Legenda Manchester City"

Judul: The Keeper Genre: Biographical, drama, sport Sutradara: Marcus H. Rosenmüller Skenario: Marcus H. Rosenmüller, Nicholas J. Schofield Pemeran: David Kross, Freya Mavor, John Henshaw, Harry Melling, Michael Socha, Chloe Harris, Gary Lewis Negara: Inggris, Jerman Tahun Rilis: 2019 " The Keeper " (2019) adalah biopic yang indah. Sensasi yang kurasa setelah menonton film ini nyaris sama dengan " The Walk " (2015). Dari kedua film tentang tokoh yang menggores sejarah penting di bidang mereka itu, kupikir biopic yang baik bukan hanya tentang "kemiripan wajah" (dari kedua film ini, kedua aktor sama sekali tak terlalu mirip dengan tokoh yang mereka perankan), melainkan juga soal kematangan naskah, detail dari masa ketika adegan-adegan itu berlangsung, serta sinematografi dan visual tone yang romantis. " The Keeper " memberikan itu, meski di awal kesannya seperti penonton tak dijanjikan sesuatu sesegar " The Walk ". &q

[Review Film]: "Kritik tentang Keberagaman yang (Masih) Terlukai dalam Film Susi Susanti"

Judul: Susi Susanti - Love All Genre: drama, biopic Sutradara: Sim F Skenario: Syarika Bralini, Raymond Lee, Sinar Ayu Massie Pemeran: Laura Basuki, Dion Wiyoko, Lukman Sardi, Jenny Zhang, Farhan, Kelly Tandiono, Iszur Muchtar, Dayu Wijanto, Moira Tabina Zayn, Kin Wah Chew Negara: Indonesia Tahun rilis: 2019 "Susi Susanti: Love All" (2019) cukup memuaskan dengan menonjolkan kritik terkait keberagaman kita sebagai manusia Indonesia yang (masih) terlukai sampai detik ini. Film ini mengisahkan perjalanan karier legenda bulutangkis Indonesia, Susi Susanti.  Dikisahkan Susi muda mulai mencintai olahraga bulutangkis tanpa benar-benar diperhatikan oleh kedua orang tuanya. Dalam sebuah peristiwa kecil di perayaan kemerdekaan RI di kampungnya, ia mendapatkan kesempatan singkat menunjukkan kemampuannya. Dari momen singkat itulah, Susi mendapat panggilan untuk trial di salah satu klub bulutangkis di Jakarta.

[Review Film]: "Menikmati Teror Perempuan Tanah Jahanam"

Judul: Perempuan Tanah Jahanam / Impetigore Genre: Psychological horror, mystery Sutradara: Joko Anwar Skenario: Joko Anwar Pemeran: Tara Basro, Aryo Bayu, Marissa Anita, Christine Hakim, Asmara Abigail, Kiki Narendra, Zidni Hakim, Faradina Mufti, Abdurrahman Arif, Mian Tiara, Teuku Rifnu Wikana Negara: Indonesia Tahun rilis: 2019 "Perempuan Tanah Jahanam" (2019) membuatku kembali percaya kalau film horor Indonesia tak dapat punah kengeriannya (setidaknya belum untuk bertahun-tahun ke depan) jika digarap oleh orang-orang seperti Joko Anwar. Aku pernah beranggapan, horor Indonesia tak akan bisa segar dan akan selalu "itu-itu" saja lantaran formula dan visi yang dipakai nyaris selalu sama antara film satu dan film lainnya, dari tahun ke tahun. Sejak remake " Pengabdi Setan " (2017), aku mulai percaya anggapanku itu sedikit memiliki kekeliruan. Setelah menonton "Perempuan Tanah Jahanam", sebagai pencinta film horor, aku justru mulai o

[Review Film]: "Midsommar Tak Sehoror yang Dikata Orang"

Judul: Midsommar Genre: drama, thriller, mystery Sutradara: Ari Aster Penulis: Ari Aster Pemeran: Florence Pugh, Jack Reynor, William Jackson Harper, Vilhelm Blomgren, Will Poulter, Isabelle Grill Negara: Amerika Serikat, Swedia Tahun rilis: 2019 " Midsommar " (2019) tak semenakjubkan apa kata orang-orang. Memang alasan kita pergi menonton film tak seharusnya cukup berdasarkan "konon katanya film itu bagus", tapi harus benar-benar murni karena kita ingin nonton saja (faktor-faktor lain yang kita pikirkan silakan saja dipilih semau kita). Maksudku, menontonlah tanpa dasar "paksaan". Nah, kebetulan aku tak berharap apa-apa pada " Midsommar " ini, dan setelah filmnya kelar kutonton, aku juga tak mendapat apa-apa, kecuali merasa waktuku terbuang sia-sia. " Midsommar " mengisahkan sekelompok mahasiswa asal Amerika Serikat yang melakukan kunjungan ke sebuah desa terpencil di Swedia, HÃ¥rga. Salah satu dari empat bersahabat it

[Review Film]: "The Nightshifter dan Eksekusi yang Kurang Maksimal"

Judul: The Nightshifter ( Morto Não Fala ) Genre: Horror, mystery Sutradara: Dennison Ramalho Skenario: Cláudia Jouvin, Dennison Ramalho, Marco de Castro Pemeran: Daniel de Oliveira, Fabiula Nascimento, Bianca Comparato, Marcos Kligman, Annalara Prates, Marco Ricca Negara: Brazil Tahun rilis: 2019 " The Nightshifter " atau " Morto Não Fala " (2019) mengisahkan Stênio, seorang petugas malam di sebuah kamar mayat, yang memiliki kemampuan berbicara dengan orang-orang mati. Kemampuan ini tak begitu ia pahami bagaimana mulanya, tetapi ia telah sangat terbiasa berbicara dengan para mayat. Tentu tak seorang pun tahu tentang ini.  Melihat trailer film ini, dengan premis yang terdengar tak biasa itu, aku merasa " The Nightshifter " mungkin saja layak ditonton. Aku masih bertanya-tanya bagaimana cerita selengkapnya tentang seseorang yang bisa berbicara dengan orang-orang mati ini? Apa latar belakangnya? Keseraman macam apa yang disajikan? Sayangn

[Review Film]: "Asal-Usul Joker yang Melahirkan Simpati"

Judul: Joker Genre: Crime, drama, thriller Sutradara: Todd Phillips Penulis: Todd Phlillips, Scott Silver Pemeran: Joaquin Phoenix, Robert De Niro, Zazie Beetz, Frances Conroy, Brett Cullen Negara: Amerika Serikat Tahun rilis: 2019 "Joker" (2019) mengisahkan asal-muasal Joker, penjahat musuh Batman, yang belum pernah disajikan di film-film terdahulu. Yang kuharapkan ketika pergi ke bioskop untuk menonton film ini adalah mendapat pengetahuan menyeluruh tentang karakter Arthur Fleck sebelum ia menjelma menjadi penjahat keji yang mengusik ketenangan Kota Gotham. Ternyata yang kudapat justru lebih dari itu. Meski Joker penjahat paling tenar dari DC Universe, selesai menonton film ini aku justru bukan membencinya, malah bersimpati pada sosok di balik "topeng" Joker. Arthur Fleck adalah pria penyendiri yang hidup bersama ibunya yang sudah tua. Arthur bekerja sebagai badut dengan bayaran kecil. Perlakuan tak menyenangkan dari setiap orang dan tatapan

[Review Film]: "Komedi tentang Televisi dan Selebriti Dadakan"

Judul: Pretty Boys Genre: Komedi, drama Sutradara: Tompi Penulis: Imam Darto, Tompi Pemeran: Vincent Rompies, Deddy Mahendra Desta, Danilla Riyadi, Imam Darto, Ferry Maryadi, Tora Sudiro, Roy Marten. Tahun rilis: 2019 Negara: Indonesia " Pretty Boys " adalah debut yang luar biasa bagi seorang Tompi yang baru kali ini menyutradarai sebuah film. Tak mudah menggarap film komedi, tapi dia berhasil mengemas komedi-komedi cerdas dan sekaligus sukses memasukkan kritik atas dunia pertelevisian kita hari ini. Tentu keberhasilan ini tak lepas dari dua aktor utama yang bermain dengan sangat apik, yakni Vincent dan Desta. Film ini mengisahkan dua orang sahabat, Anugerah dan Rahmat, yang bercita-cita menjadi host atau pembawa acara terkenal di program hiburan di televisi. Sejak kecil mereka suka mengasah kemampuan di depan teman-teman bermain. Mereka berharap bisa meraih tujuan terpendam dengan menjadi terkenal di layar kaca. 

[Review Film]: "Asal-Usul Badut Pennywise Masih Dipertanyakan"

  Judul: It Chapter Two Genre: Horor Sutradara: Andy Muschietti Penulis: Gary Dauberman, Jeffrey Jurgensen Berdasarkan: "It" (Stephen King) Pemain: James McAvoy, Jessica Chastain, Jay Ryan, Bill Hader, Isaiah Mustafa, James Ransone, Andy Bean, Jess Weixler, Teach Grant, Bill SkarsgÃ¥rd Tahun rilis: 2019 Negara: Amerika Serikat " It Chapter Two " (2019) agak sedikit di bawah harapanku. Di film ini, para tokoh utama dalam " It " (2017) telah dewasa. Hal yang paling kukagumi dari pemilihan pemain untuk karakter-karakter ini adalah kemiripan para pemeran untuk masa kecil dan dewasa. Hanya pemeran karakter Beverly dewasa yang aku kurang suka (dari segi kemiripan dan lain-lain). Setelah nonton film pertama dulu kubayangkan yang cocok memerankan Beverly dewasa malah Amy Adams . " It Chapter Two " mengisahkan berkumpulnya kembali The Losers Club yang beranggotakan Bill dkk. Semasa kecil mereka membuat janji untuk bertemu lagi di kot

[Review Film]: "Gundala yang Tangguh, tapi Sedikit Kewalahan"

  Judul: Gundala Genre: Superhero, drama, action, thriller Sutradara: Joko Anwar Skenario: Joko Anwar Pemain: Abimana Aryasatya, Tara Basro, Bront Palarae, Ario Bayu, Rio Dewanto, Marissa Anita Tahun rilis: 2019 Negara: Indonesia "Gundala" (2019) memenuhi ekspektasiku atas film superhero lokal yang seharusnya. "Gundala" dimulai dengan kisah masa kecil Sancaka yang malang. Ayahnya meninggal dalam peristiwa demonstrasi demi menuntut keadilan bagi para buruh, sementara ibunya meninggal oleh penyakit parah yang tak Sancaka ketahui. Sancaka kecil yang takut pada petir meninggalkan rumah setelah sang ibu tak kunjung pulang dari kepergiannya ke Tenggara untuk pekerjaan baru. Belakangan diketahui, ternyata sang ibu bukan ke sana untuk sebuah pekerjaan.

[Review Film]: Karakter Psikopat Paling Hebat dalam 10 Tahun Terakhir

Judul: The House That Jack Built Sutradara: Lars von Trier Genre:  Psychological horror Skenario: Lars von Trier Cerita: Jenle Hallund, Lars von Trier Pemain: Matt Dillon, Bruno Ganz, Uma Thurman, Siobhan Fallon Hogan, Sofie GrÃ¥bøl, Riley Keough, Jeremy Davies Tahun rilis: 2018 Negara: Denmark, Swedia, Prancis, Amerika Serikat, Inggris " The House That Jack Built " (2018) baru sempat kutonton kurang lebih enam bulan sejak rilis pada November 2018 di Amerika Serikat, padahal jauh-jauh hari sudah kusiapkan diri untuk menontonnya. Ternyata film ini jauh melebihi ekspektasiku. 

[Review Film]: Kejeniusan yang Masih Bolong

Judul: Parasite/Gisaengchung Sutradara: Bong Joon-ho Genre: Black comedy thriller Skenario: Bong Joon-ho, Han Jin-won Pemain: Song Kang-ho, Lee Sun-kyun, Cho Yeo-jeong, Choi Woo-shik, Park So-dam Tahun rilis: 2019 Negara: Korea Selatan " Parasite " (2019) cukup menghibur bagiku pribadi. Aku sepakat film ini tergolong film yang jenius, tapi jelas tidak sebaik thriller dan dark-comedy lain seperti " Dogtooth " (2009), " Der Bunker " (2015) atau sebut saja " Funny Games " (1997) (dibuat ulang tahun 2007 dengan judul yang sama ). Ketiga film itu sama-sama menampilkan "keluarga" sebagai "orang-orang sial".

Menahan Diri di Media Sosial

Sejak 2008 lalu aku sudah main medsos. Waktu itu Facebook-lah ruang maya pertamaku, lalu menyusul Friendster, dan kemudian iseng juga bikin MySpace hingga Twitter. Dua terakhir itu jarang kubuka, bahkan sejak pertama bikin akun sampai saat ini. Sesudahnya internet tak lagi jadi barang asing bagiku. Youtube, Instagram, dan "ruang-ruang" lain pun kusambangi. Komentar netizen atas segala isu di berbagai "ruang" juga telah kenyang kubaca sejak 2008 itu. Beberapa yang parah sampai harus membawa orang-orang berurusan dengan pihak berwenang. Bahkan ada juga beberapa orang yang kukenal terlibat kejadian tidak menyenangkan karena komentar/status medsos mereka. Aku sendiri tak pernah terlibat masalah serius karena main medsos. Paling hanya perdebatan pendek yang berakhir dengan cepat dan damai. Ini pun hanya seputar kekaryaan sejak mulai rajin nulis tahun 2012 lalu, atau soal pilihan politik, tapi biasanya perdebatan tak sampai membuatku atau yang beda pendapat denganku kena

Boleh Tergoda, tapi Tak Perlu Meniru

Dalam berbagai kesempatan, saat awal aku nulis tahun 2012 dulu, beberapa orang yang lebih dulu terjun di bidang ini mengajarkan trik nulis yang mudah dan praktis andai selalu kesulitan memulai karya, yakni dengan memodifikasi karya orang. Menurut penjelasan "beberapa orang" itu (yang tak perlu kusebut siapa saja, dan pula ada sebagian yang kulupa namanya), modifikasi ini bisa dilakukan dengan mengambil karya utuh orang lain (penulis terkenal atau tidak) yang sudah terbit dan disukai (biasanya cerpen atau esai) di internet, lalu diedit/ganti banyak kata oleh si modifikator; bisa kata kerja, kata keterangan waktu, nama tokoh, nama kota, dan sebagainya. Itu dilakukan terus menerus sampai karya "editan" tersebut tampak sebagai sebuah karya baru. Saat itu lumayan banyak yang berterima kasih atas trik yang kelihatannya menyenangkan itu. Tapi, buatku pribadi, cara itu justru tidak kusuka. Aku tak pernah sekalipun tertarik mencobanya. Alasanku sederhana. Dengan

Menulis Cerpen di Media, Apa Kudu Kenal "Orang Dalam"?

"Kak, cerpennya bisa sering tayang di media itu tipsnya apa saja, ya?" tanya seorang gadis yang tak kukenal di inbox. "Rajin baca dan kirim. Gabung grup "Sastra Minggu" di Facebook biar tak ketinggalan info." Jawaban singkat namun padat itu agaknya kurang memuaskannya, hingga kemudian keluarlah pertanyaan berikutnya: "Maksudku, tips selain itu, Kak? Kok bisa gitu cerpennya diterima di hampir semua media di Indonesia? Apa ada jalur khusus atau kenal orang dalam dulu biar cerpen atau puisi kita bisa sering terbit di media?" Membaca itu, aku tertawa keras tanpa sadar, sampai orang-orang di sekitarku menoleh. Kurasa kalau dapat pertanyaan begini, jawabannya pasti bakal bersambung. Benar juga. Setelah kujawab kalau aku gak punya koneksi atau "orang dalam" saat pertama menembuskan cerpenku di koran hingga kemudian nyaris tiap minggu cerpenku muncul di berbagai media, si gadis tak dikenal ini kembali bertanya dengan nada curiga, bahw

Bahagiamu adalah Bahagiamu, Belum Tentu Milik Orang Lain

Gambar dari pixabay.com     Sebagian orang lebih suka menyendiri dan menunda pernikahan. Bahkan beberapa orang merasa menikah bukan sesuatu yang perlu terjadi. Tak semua orang menganggap waktu untuk menikah adalah yang utama, tapi bukan berarti orang-orang ini sama sekali tidak butuh atau tidak tahu cinta.     Cinta itu sepotong bagian dari bangunan hidup seorang individu. Bayangkan ada manusia bernama A hidup sebagai bingkai puzzle dengan potongan cinta yang begitu kecil dengan bentuk segitiga, lalu seorang lain (sebut saja B) juga hidup sebagai bingkai puzzle yang juga mempunyai potongan cinta di dalamnya.     Apakah bentuk potongan cinta dalam bingkai B sama persis dengan milik A? Tidak. Boleh jadi bentuk cinta di bingkai B berupa lingkaran dan ukurannya cukup besar hingga menduduki nyaris separuh dari seluruh jatah tempat dalam bingkai puzzle -nya.     B boleh jadi merasa bangga dengan percintaan (atau pernikahan) yang dapat segera terjadi padanya, yang kemudian dijal

Andai Anakku Ingin Jadi Presiden

    Melihat baku hantam di sosial media terkait pilpres 2019 yang seakan tiada henti bahkan setelah pencoblosan usai, membuat saya terpikir sebuah solusi untuk masa depan yang cerah bagi anak cucu kita kelak. Saya tidak bicara soal janji-janji capres. Saya juga tidak bicara isu sensitif semacam kebangkitan komunis atau khilafah. Terlalu berat.     Saya cuma memikirkan diri kita kalau kelak punya anak, lalu bayi-bayi yang kita hasilkan itu tumbuh menjadi orang-orang yang membuat masa depan netizen di negeri ini terjebak (lagi) dalam baku hantam yang sungguh tak perlu hanya demi urusan pilpres; tidakkah itu mengerikan?     Sebagai manusia, kita ingin memproduksi keturunan-keturunan berkualitas dan berguna bagi keluarga, nusa, bangsa, agama. Kita ingin anak-anak kita tumbuh menjadi orang yang lebih baik ketimbang kita. Maka dari itulah, pikiran saya yang melompat jauh ke beberapa tahun ke depan berbunyi begini: pada tahun itu, saya menikah dengan orang yang saya sukai, lalu jika