Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2020

Meja Nomor 17

(Dimuat di Majalah Rubana edisi 02/Januari 2020)   Pada akhirnya semua selesai. Cinta lahir hanya untuk selesai. Joe, pacarku yang malang itu, hari ini selesai. Daun-daun berguguran, dua cangkir teh sore hari, surat cinta, kartu pos dari negeri antah berantah. Semua selesai tanpa sisa. Tidak ada lagi yang bisa kutunggu.   "Sejak aku sendiri," kataku pada Joe tempo hari, "hingga memadu kasih denganmu, dia sudah ada. Sampai sekarang aku tidak tahu siapa kekasihnya atau apakah dia masih sendiri?"   "Jangan-jangan sudah menikah?"   "Bisa jadi!"   Senyum pencegah bunuh diri. Begitulah kunamai senyum si pelayan. Hafal jadwal kunjunganku, pelayan itu menyambutku dari balik pintu dan mempersilakanku duduk pada meja nomor 17 di pojok. Seminggu dua kali aku ke sana. Meja nomor 17 kupesan secara tak langsung dari tingkah gugupku. Barangkali terdapat alat pendeteksi di kepala pemuda itu sehingga paham ada sesuatu yang harus diperbaiki di diriku,

Janji Temu Tino

(Dimuat di Tabloid NOVA edisi 6-12 Januari 2020 (No. 1663/XXXII))   Banyak yang Maria persiapkan untuk menghadapi pertemuan dengan mantan pacar di masa lalunya. Dia benar-benar harus tampil sempurna. Dengan sengaja dia ke suatu butik dan memesan busana. Dia juga pergi ke salon, sebuah tempat yang entah berapa lama tidak ia sambangi. Seluruh persiapan ini terasa mentah saat Maria sekali lagi menatap cermin dan. Dia yang sekarang tidak sama dengan dirinya yang dulu. Untuk apa Tino secara tiba-tiba meneleponnya dan meminta bertemu?   Maria tidak tahu itu. Dia bahkan tidak mendengar kabar Tino selama sepuluh tahun terakhir ini. Dia tidak lagi ingin melihatnya saat mendapati lelaki itu selingkuh dengan sahabat dekatnya sendiri. Dulu mereka terlalu muda. Barangkali Tino kini sadar tidak ada perempuan lain yang ditakdirkan untuknya selain Maria.   Benarkah demikian?  

Sepeninggal Penulis Cerita yang Menjadi Gila

(Dimuat di kompas.id pada 2 Januari 2020)   Barang-barang bekas di gudang yang pernah ditiduri Sapono sudah aku singkirkan. Aroma gudang ini sungguh terasa menyesakkan, bukan hanya karena seseorang pernah tinggal di sini dengan segala kekhasannya, tapi juga peristiwa hadirnya sosok itu. Kini, tak ada lagi jejak lelaki sinting itu di sini. Sebenarnya dia tak pernah membuat masalah dengan atau tanpa keberadaanku di sini. Sapono selalu menyenangkan bagi anak-anak dan tentu bagi istriku, yang tak lain kakak kandungnya.   Istriku tidak tega membiarkan Sapono hidup sendiri sejak orang tua mereka tiada. Setelah proses pemakaman orang tuanya, ia mengajakku bicara di kamar.   "Sapono harus di sini, karena kalau dia hidup sendirian, bisa-bisa dia buat masalah besar," kata istriku dengan hati-hati.   Mulanya aku tidak setuju. Ada seorang lelaki bujang, umur tiga puluhan, tak terlalu waras, tiba-tiba ditampung di rumah kami, yang dihuni dua anak kami. Bagiku, merawat dan men

Berburu Obat Kematian

(Dimuat di Pojok PIM pada 28 Desember 2019)   Padang ilalang menyeretku ke malam yang dingin. Aku hanya bisa menemukan air hangat dalam termos. Tak ada apa-apa lagi dalam ransel yang entah milik siapa itu, yang tergeletak di dekat tempatku berbaring. Bahkan selimut pun tak kutemukan. Bagaimana aku bertahan dalam udara dingin? Aku bukan orang yang berpengalaman melawan alam. Bakatku hanya bersemayam di sini, di relung-relung tersembunyi dalam tempurung kepalaku. Maka, aku berharap menjumpai sesuatu yang ajaib untuk menolongku, meski seumur-umur aku tak percaya kisah-kisah yang tertuturkan di kitab agama yang dilekatkan padaku saat dilahirkan.   Aku memang tak pernah benar-benar serius dalam menjalani agama itu. Aku tidak percaya segala sesuatu terjadi oleh kekuatan tak terlihat di luar sana; aku hanya percaya segala sesuatu terwujud atas usaha manusia sendiri. Kini, aku telah berusaha. Aku pergi ke tempat yang jauh, mengejar rahasia tergelap tentang pengobatan yang belum pernah

Dolittle (2020): Film Keluarga yang Menghibur, tapi Cepat Terlupakan

Judul: Dolittle Genre: Adventure, fantasy Sutradara: Stephen Gaghan Pemain: Robert Downey Jr., Antonio Banderas, Michael Sheen, Jim Broadbent, Jessie Buckley, Harry Collet, Emma Thompson, Rami Malek, John Cena, Kumail Nanjiani, Octavia Spencer, Tom Holland, Craig Robinson, Ralph Fiennes, Selena Gomez, Marion Cotillard, Kasia Smutniak, Camel Laniado, dan Frances de la Tour Negara: Amerika Serikat, Inggris Tahun rilis: 2020 "Dolittle" (2020) rupanya sukses membuatku tertipu. Film ini tidak terlalu bagus, tapi juga bukan film buruk. Sedang-sedang saja. Mungkin ekspektasiku terlalu tinggi, hingga begitu keluar dari teater aku merasa tak mendapatkan apa-apa selain waktuku yang tersita selama kurang lebih seratus menit untuk sebuah film yang tak menyuguhkan sesuatu yang memorable .

Benih Setan

(Dimuat di nyimpang.com pada 21 Desember 2019)   Hari-hariku mungkin akan terus berjalan dengan cara membosankan: bangun tidur, pergi bekerja, bergelut dengan tabel dan data-data, lalu pulang dengan tubuh lelah dan tanpa hasrat berbuat apa-apa selain duduk di depan televisi hingga tertidur.   Aku tidak memimpikan hidupku bakal begini. Tidak ada impian jenis ini di kepala anak mana pun. Aku berani bertaruh, kecuali mungkin bagi Jun, anakku satu-satunya, yang kini mendekam di penjara setelah membunuh teman-teman sekolahnya.   Aku tidak paham isi kepala Jun. Seandainya saja bisa, mungkin sudah dari dahulu kubelah kepalanya untuk dapat meneliti apa saja yang ada di dalamnya. Tentu saja aku membayangkan tindakan ini tak membunuh Jun. Tetapi, karena membelah kepala orang kemungkinan membuatnya mati terbunuh, itu tidak akan kulakukan.  

Detik-detik Keberuntungan

(Dimuat di Kurung Buka pada 15 Desember 2019)   Sepulang kerja aku melihat kejadian itu: sepasang kekasih melompat dari puncak gedung 15 lantai. Keduanya mati seketika dan terjadi tepat di depanku. Jarakku dengan trotoar di mana kepala sang pria terbentur hanya lima atau enam meter. Akibatnya darah menciprati pakaianku. Aku memang tidak sampai ketakutan setengah mati dan lari ke apartemenku, lantas mengunci diri. Aku shock dan kehilangan kesadaran selama sepersekian detik, dengan mengira yang kulihat hanya imajinasi. Aku tetap berdiri dan memperhatikan darah segar melebar dan membentuk genangan di sekitar dua tubuh yang tak lagi utuh. Di sekitarku, orang-orang datang membawa kamera. Di kanan-kiri, depan-belakangku, nyala blitz liar tak terkendali. Aku seakan salah satu bagian penting dari peristiwa yang tak kutahu latar belakangnya ini; tiap orang mengambil gambarku tanpa izin bersama kedua jasad yang tergeletak tak jauh dariku.