Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2019

[Cerpen]: "Mati Tergoda" karya Ken Hanggara

  (Dimuat di Potret News edisi Mei 2019)     Leni memintaku turun dari mobil setelah perdebatan kami. Aku tidak turun sampai perempuan itu menarikku keluar dan menyumpahiku dengan kata-kata kasar. Aku tidak pernah mendengarnya bicara dengan cara itu, tetapi kukira memang pantas Leni bicara kasar padaku. Tadi sore, dia menangkap basah aku selingkuh dengan sahabat dekatnya.     Kubilang, "Kalau aku dimangsa serigala, kamu yang salah."     "Tidak ada serigala. Hutan ini aman, karena dekat dengan rumah penduduk," kata Leni dengan tergesa-gesa.     Perempuan itu pergi setelah melempar barang-barangku yang tertinggal. Tidak ada salam perpisahan, tetapi aku tahu, detik itulah terakhir kali kami bertemu. Tidak ada lagi pertemuan, karena Leni berjanji di sela perdebatan kami tadi, bahwa dia tidak sudi melihatku lagi. Seiring semakin jauh mobil Leni, udara dingin perlahan menyerbu dari berbagai arah.     Aku tahu aku brengsek, tetapi meninggalkan seseorang yang mel

[Cerpen]: "Mukjizat untuk Lelaki yang Bukan Nabi" karya Ken Hanggara

Ilustrasi cerpen "Mukjizat untuk Lelaki yang Bukan Nabi" di bacapetra.co oleh Olivia Nagung (Dimuat di bacapetra.co pada 7 Mei 2019)     Tak ada seorang pun yang mendengarku. Akhirnya aku duduk untuk beberapa lama dan membayangkan tubuhku tiba-tiba mampu menembus tembok. Kubayangkan tubuh ini seringan kapas, sehingga aku tak perlu cemas dengan kedua kakiku yang dipatahkan. Aku akan terbang melayang, menembus tembok besi itu, menuju kebebasan.     Ada berapa lapis tembok besi yang dibangun untuk orang sepertiku? Sesuatu telah mengancam keberadaanku sejak kugaungkan kebenaran-kebenaran yang selama ini tak terungkap di mata publik. Puluhan foto kusebar dengan berbagai cara dan sejak hari itu, hidup atau mati, orang-orang menjadikanku sasaran buruan.     Ada beberapa harga yang pantas bagiku, tapi seseorang, bekas anak raja dari suatu masa yang kelam, menawarkan harga yang cukup tinggi, bahkan hanya untuk sepotong jemariku. Sidik jarinya saja cukup, begitu katanya, m