Skip to main content

Posts

Showing posts with the label remaja

[Cerpen]: "Bukan Ayahmu" karya Ken Hanggara

(Dimuat di Analisa Medan edisi Minggu, 22 April 2018)       Aku ke sekolah dengan semangat pagi itu. Uang yang kusimpan di tasku kubekap erat. Uang itu kubawa pagi ini dan kuserahkan pada Doni. Aku tahu ibu Doni sakit. Ia butuh uang untuk membawa ibunya ke ruang operasi. Kemarin aku janji meminjamkan uang untuknya, agar ia tidak usah ke rumah rentenir.     Doni sudah pasti berdiri di terasnya dan menungguku dengan cemas. Ibunya pasti bingung dan bertanya-tanya dalam hati. Ibu Doni sangat penyabar. Aku mengenal beliau sedekat keponakan dengan bibi kandungnya, padahal kami bukan keluarga. Ia begitu baik, dan dahulu sebelum sakit sering membuatkanku nasi goreng.     Nasi goreng ibunya Doni khas dan enak. Tapi, itu dulu. Sejak dokter bilang beliau mengidap penyakit, pekerjaan-pekerjaan rumah semua diwarisi oleh Doni, yang hanya tinggal berdua dengan ibunya. Tidak ada lagi nasi goreng. Tidak ada ajakan Doni agar aku mampir, sekadar main Play Station atau bicara tentang komik dan film a

[Cerpen]: "Antara Sunrise dan Sunset" karya Ken Hanggara

Matahari belum muncul, tapi kami sudah siap menyambut kedatangannya. Satu-dua kendaraan melintas, melewati jalanan sepi tempat mobilku berhenti. Kurang dari sepuluh menit, jalanan mulai ramai. Mereka yang baru turun dari bus atau kendaraan lain yang terparkir, langsung berjalan santai menuju arah terbitnya hari. "Ayo, guys , cepat! Loe mau ketinggalan momen paling berharga sepanjang hidup loe ?" lontar temanku penuh semangat. Orang-orang yang tak kami kenal—yang berjalan persis di sebelah mobilku—serempak menoleh dan bisik-bisik ke sesama mereka, saling tertawa. Kami mengangguk. Memang dasar si Damar lebay . Langit 'kan masih gelap? Masih ada waktu untuk bisa menikmati sunrise . Tapi karena pembawaannya memang begitu, apa boleh buat.

[Cerpen]: "Sebelas Januari" karya Ken Hanggara

*Ini cerpen pertamaku. Dibuat beberapa tahun yang lalu. Jadi harap maklum bila ada kesalahan di sana-sini. Yang penting, nikmati saja ceritanya. :) K udengar dari tempatku berdiri suara Bu Ida bertalu-talu terdengar ke seluruh sudut sekolah, mempersilakan para orangtua murid untuk segera memasuki ruangan rapat karena acara akan segera dimulai. Hari pembagian rapor.

[Cerpen]: "Diorama Botol Bernyawa Satu" - kolaborasi Ken Hanggara dengan Ma'arifa Akasyah

#1      Perabotan magnalium telah siap membawa tubuh kuning mudaku ke tanah impian. Kuhirup komplementer segar di sela jemariku yang merendah suhunya. Kukembangkan bibir yang tak kumengerti harus meletakkan titik tengahnya dengan elevasi atau depresi. Raut Flo, sahabat terbaik yang akan segera kutinggal bersama asakku di bumi pertiwi, menampakkan guratan dahi di atas matanya yang sembab. Berkali-kali ia memelukku tanpa kata.

[Cerpen]: "Jakarta, Saksi Surat Terakhirmu" karya Ken Hanggara

Senja yang menggantung di langit barat seolah sengaja menepikan diriku jauh dalam lamunan. Ada sepetik harapan yang terselip di sana. Tidaklah mudah untuk diraih namun cukup indah dipandang bagi siapa pun yang tengah kasmaran. Tidaklah tampak berujung karena mata angin pun tiada memihak padaku, juga gadis itu. Tidak juga sesederhana lipatan kain sarung yang melingkar di sekitar leherku yang dekil. Membayangkan hari perpisahan antara kami, tak pernah membuatku merasa sedikit lebih baik. Justru perih itu terulang kembali — berputar dalam mozaik adegan yang tersusun rapi di sela gulungan pita film.