Judul: Susi Susanti - Love All
Genre: drama, biopic
Sutradara: Sim F
Skenario: Syarika Bralini, Raymond Lee, Sinar Ayu Massie
Pemeran: Laura Basuki, Dion Wiyoko, Lukman Sardi, Jenny Zhang, Farhan, Kelly Tandiono, Iszur Muchtar, Dayu Wijanto, Moira Tabina Zayn, Kin Wah Chew
Negara: Indonesia
Tahun rilis: 2019
Genre: drama, biopic
Sutradara: Sim F
Skenario: Syarika Bralini, Raymond Lee, Sinar Ayu Massie
Pemeran: Laura Basuki, Dion Wiyoko, Lukman Sardi, Jenny Zhang, Farhan, Kelly Tandiono, Iszur Muchtar, Dayu Wijanto, Moira Tabina Zayn, Kin Wah Chew
Negara: Indonesia
Tahun rilis: 2019
"Susi Susanti: Love All" (2019) cukup memuaskan dengan menonjolkan kritik terkait keberagaman
kita sebagai manusia Indonesia yang (masih) terlukai sampai detik ini. Film ini mengisahkan perjalanan karier legenda bulutangkis Indonesia, Susi Susanti.
Dikisahkan Susi muda mulai mencintai olahraga bulutangkis tanpa benar-benar diperhatikan oleh kedua orang tuanya. Dalam sebuah peristiwa kecil di perayaan kemerdekaan RI di kampungnya, ia mendapatkan kesempatan singkat menunjukkan kemampuannya. Dari momen singkat itulah, Susi mendapat panggilan untuk trial di salah satu klub bulutangkis di Jakarta.
Sejak hari pertama di asrama, Susi sudah terlihat menonjol sampai menarik perhatian legenda bulutangkis pada masa itu, Rudy Hartono. Dengan polesan sang legenda, Susi belajar bukan hanya dasar bermain bulu tangkis, tetapi juga managemen emosi, karena sejatinya lawan terkuat bagi pebulutangkis di lapangan bukanlah orang lain, melainkan diri sendiri.
Prestasi demi prestasi yang Susi raih kemudian membawanya ke Pelatnas yang membuatnya bertemu beberapa pebulutangkis terkenal lain saat ini, salah satunya Ahong alias Alan Budi Kusuma, yang kemudian menjadi pacarnya. Mereka menikah setelah keduanya mendapat medali emas di Olimpiade Barcelona pada 1992.
Situasi politik pasca peristiwa 1965 dan
juga kerusuhan 1998 turut menunjang pondasi film ini hingga mencapai
titik tertentu yang membuatku sedih. Saat itu warga keturunan etnis Tionghoa tak mendapat kewarganegaraan yang jelas karena peraturan negara; seakan-akan mereka terhalangi untuk sekadar diakui sebagai orang Indonesia. Susi dan keluarganya sendiri juga menghadapi situasi pelik ini, dan itu tak juga tersudahi, meski Susi telah menyumbang banyak medali dan kebanggaan untuk bangsa.
Drama dan selingan komedi di "Susi Susanti: Love All" (2019) lumayan menghibur. Sayangnya, film ini kurang bagus penggarapannya di beberapa scenes penting
ketika Susi mengalahkan lawan-lawan kuatnya.
Skor 7/10 kurasa cukup tepat untuk "Susi Susanti: Love All" (2019). Empat untuk Laura Basuki yang membuatku
dag-dig-dug sebab mengingatkanku pada seorang mantan. Tiga untuk
menunjukkan situasi tak adil yang dialami etnis Tionghoa seperti Susi,
meski mereka berjuang untuk tanah air dan benar-benar mencintai
Indonesia.
Comments
Post a Comment