Dulu waktu kecil tidak ada yang benar-benar berniat mengajari saya membaca, atau tepatnya ketika itu memang belum waktunya bagi saya, sehingga orangtua pun belum berpikir ke arah sana. Tapi saya sering duduk manis di dekat kakak yang ketika itu sudah sekolah TK dan mulai diajari membaca oleh Mama. Dengan cara melihat dan membayangkan bentuk huruf demi huruf, saya mulai tahu keasyikan membaca. Tidak langsung lancar, karena tentu saja saya hanya menjadi penonton di sana. Mama saya tidak tahu betapa anak bungsunya ini diam-diam terus mendengar dan mengamati, lalu membayangkan segala huruf, bahkan setelah kakak menutup buku dan tidur. Ketika itu ada mainan semacam lego, ukurannya sekepalan tangan saya, yang terdiri dari banyak warna dengan hiasan 26 abjad plus contoh kata serta gambar agar mudah diingat. Misal untuk huruf 'A', saya ingat bergambar buaya dengan kata 'aligator'. Ditambah permainan ini, semakin hari saya semakin lancar.
Menghibur dengan Sepenuh Hati