Skip to main content

Posts

Berburu Obat Kematian

(Dimuat di Pojok PIM pada 28 Desember 2019)   Padang ilalang menyeretku ke malam yang dingin. Aku hanya bisa menemukan air hangat dalam termos. Tak ada apa-apa lagi dalam ransel yang entah milik siapa itu, yang tergeletak di dekat tempatku berbaring. Bahkan selimut pun tak kutemukan. Bagaimana aku bertahan dalam udara dingin? Aku bukan orang yang berpengalaman melawan alam. Bakatku hanya bersemayam di sini, di relung-relung tersembunyi dalam tempurung kepalaku. Maka, aku berharap menjumpai sesuatu yang ajaib untuk menolongku, meski seumur-umur aku tak percaya kisah-kisah yang tertuturkan di kitab agama yang dilekatkan padaku saat dilahirkan.   Aku memang tak pernah benar-benar serius dalam menjalani agama itu. Aku tidak percaya segala sesuatu terjadi oleh kekuatan tak terlihat di luar sana; aku hanya percaya segala sesuatu terwujud atas usaha manusia sendiri. Kini, aku telah berusaha. Aku pergi ke tempat yang jauh, mengejar rahasia tergelap tentang pengobatan yang belum pernah

Dolittle (2020): Film Keluarga yang Menghibur, tapi Cepat Terlupakan

Judul: Dolittle Genre: Adventure, fantasy Sutradara: Stephen Gaghan Pemain: Robert Downey Jr., Antonio Banderas, Michael Sheen, Jim Broadbent, Jessie Buckley, Harry Collet, Emma Thompson, Rami Malek, John Cena, Kumail Nanjiani, Octavia Spencer, Tom Holland, Craig Robinson, Ralph Fiennes, Selena Gomez, Marion Cotillard, Kasia Smutniak, Camel Laniado, dan Frances de la Tour Negara: Amerika Serikat, Inggris Tahun rilis: 2020 "Dolittle" (2020) rupanya sukses membuatku tertipu. Film ini tidak terlalu bagus, tapi juga bukan film buruk. Sedang-sedang saja. Mungkin ekspektasiku terlalu tinggi, hingga begitu keluar dari teater aku merasa tak mendapatkan apa-apa selain waktuku yang tersita selama kurang lebih seratus menit untuk sebuah film yang tak menyuguhkan sesuatu yang memorable .

Benih Setan

(Dimuat di nyimpang.com pada 21 Desember 2019)   Hari-hariku mungkin akan terus berjalan dengan cara membosankan: bangun tidur, pergi bekerja, bergelut dengan tabel dan data-data, lalu pulang dengan tubuh lelah dan tanpa hasrat berbuat apa-apa selain duduk di depan televisi hingga tertidur.   Aku tidak memimpikan hidupku bakal begini. Tidak ada impian jenis ini di kepala anak mana pun. Aku berani bertaruh, kecuali mungkin bagi Jun, anakku satu-satunya, yang kini mendekam di penjara setelah membunuh teman-teman sekolahnya.   Aku tidak paham isi kepala Jun. Seandainya saja bisa, mungkin sudah dari dahulu kubelah kepalanya untuk dapat meneliti apa saja yang ada di dalamnya. Tentu saja aku membayangkan tindakan ini tak membunuh Jun. Tetapi, karena membelah kepala orang kemungkinan membuatnya mati terbunuh, itu tidak akan kulakukan.  

Detik-detik Keberuntungan

(Dimuat di Kurung Buka pada 15 Desember 2019)   Sepulang kerja aku melihat kejadian itu: sepasang kekasih melompat dari puncak gedung 15 lantai. Keduanya mati seketika dan terjadi tepat di depanku. Jarakku dengan trotoar di mana kepala sang pria terbentur hanya lima atau enam meter. Akibatnya darah menciprati pakaianku. Aku memang tidak sampai ketakutan setengah mati dan lari ke apartemenku, lantas mengunci diri. Aku shock dan kehilangan kesadaran selama sepersekian detik, dengan mengira yang kulihat hanya imajinasi. Aku tetap berdiri dan memperhatikan darah segar melebar dan membentuk genangan di sekitar dua tubuh yang tak lagi utuh. Di sekitarku, orang-orang datang membawa kamera. Di kanan-kiri, depan-belakangku, nyala blitz liar tak terkendali. Aku seakan salah satu bagian penting dari peristiwa yang tak kutahu latar belakangnya ini; tiap orang mengambil gambarku tanpa izin bersama kedua jasad yang tergeletak tak jauh dariku.  

Mencari Lusi

(Dimuat di Radar Mojokerto edisi Minggu, 15 Desember 2019)   Malam itu aku berkeliling ke setiap sudut kota demi mencari Lusi. Perempuan itu mendadak hilang tanpa petunjuk, kecuali adanya pengakuan dia mulai bosan kepadaku. Aku tidak tahu di mana letak kesalahan hubungan kami, karena sejauh yang kutahu, dia tidak pernah protes. Dalam pernikahan yang kami jalani selama empat tahun ini, tidak pernah kudengar keluhan, karena aku selalu menuruti apa yang Lusi inginkan. Aku yang menginginkan kehadiran anak sejak awal, dengan senang hati menerima keinginannya untuk menunda itu, dan itu kulakukan demi Lusi.   Aku tidak pernah mencintai wanita sedalam ketika mencintai Lusi. Bertahun-tahun aku tidak bertemu wanita seajaib dia, yang datang dan berbicara kepadaku dengan cara yang simpel dan menawan.   Lusi tidak tertarik pada harta warisanku, dan itu semakin terbukti dengan keinginan yang hanya berupa penundaan kelahiran anak pertama kami, serta permintaan yang jauh dari kesan mate

Ali Sabidin Menengok Bayinya

(Dimuat di magrib.id pada 24 November 2019)   Ali Sabidin menerima kabar gembira tentang kelahiran anaknya. Dia pulang malam itu dengan menumpang bus terakhir jurusan ibu kota. Sepanjang perjalanan, tidak ada yang dipikirkan lelaki itu selain bahwa bayi yang baru saja dilahirkan istrinya adalah bayi laki-laki.   Ali Sabidin sangat bahagia atas kabar kelahiran ini, karena pernikahannya dengan Marlena berlangsung hampir empat belas tahun. Tak ada seorang pun bayi yang mereka dapatkan sampai sejauh itu. Entah berapa banyak mulut membicarakan tentang ini, tapi lama-lama sepasang suami istri tersebut tak lagi peduli. Bahkan, suatu saat, Ali Sabidin pernah begitu meyakini betapa dia tidak ditakdirkan memiliki keturunan sampai tua dan mati.   Sekarang, kabar ini tiba-tiba bagai setetes air di tengah gurun yang mengepungnya selama empat belas tahun terakhir. Biasanya Marlena akan selalu kehilangan bayi pada detik-detik terakhir ketika seorang bayi seharusnya muncul dari rahim ibunya

Ford v Ferrari (2019): Film Balap Terbaik Sejauh Ini

Judul: Ford v Ferrari Genre: Sport, drama, biopic Sutradara: James Mangold Skenario: Jez Butterworth, John-Henry Butterworth, Jason Keller Pemain: Matt Damon, Christian Bale, Jon Bernthal, Caitriona Balfe, Josh Lucas, Noah Jupe, Tracy Letts, Remo Girone Negara: Amerika Serikat Tahun rilis: 2019 "Ford v Ferrari" (2019) memuaskan dari banyak segi; mulai dari skenario yang baik, pemilihan pemeran yang tepat, sinematografi yang baik, dan tata suara yang dahsyat. Ini termasuk film balap terbaik yang pernah kutonton. Sangat direkomendasikan bagi kalian penggemar film-film balap. Kalian akan dimanjakan oleh scenes ketika Ken Miles menguji coba mobil balap sekaligus mengadunya di arena.