Skip to main content

Posts

Mencari Lusi

(Dimuat di Radar Mojokerto edisi Minggu, 15 Desember 2019)   Malam itu aku berkeliling ke setiap sudut kota demi mencari Lusi. Perempuan itu mendadak hilang tanpa petunjuk, kecuali adanya pengakuan dia mulai bosan kepadaku. Aku tidak tahu di mana letak kesalahan hubungan kami, karena sejauh yang kutahu, dia tidak pernah protes. Dalam pernikahan yang kami jalani selama empat tahun ini, tidak pernah kudengar keluhan, karena aku selalu menuruti apa yang Lusi inginkan. Aku yang menginginkan kehadiran anak sejak awal, dengan senang hati menerima keinginannya untuk menunda itu, dan itu kulakukan demi Lusi.   Aku tidak pernah mencintai wanita sedalam ketika mencintai Lusi. Bertahun-tahun aku tidak bertemu wanita seajaib dia, yang datang dan berbicara kepadaku dengan cara yang simpel dan menawan.   Lusi tidak tertarik pada harta warisanku, dan itu semakin terbukti dengan keinginan yang hanya berupa penundaan kelahiran anak pertama kami, serta permintaan yang jauh dari kesan mate

Ali Sabidin Menengok Bayinya

(Dimuat di magrib.id pada 24 November 2019)   Ali Sabidin menerima kabar gembira tentang kelahiran anaknya. Dia pulang malam itu dengan menumpang bus terakhir jurusan ibu kota. Sepanjang perjalanan, tidak ada yang dipikirkan lelaki itu selain bahwa bayi yang baru saja dilahirkan istrinya adalah bayi laki-laki.   Ali Sabidin sangat bahagia atas kabar kelahiran ini, karena pernikahannya dengan Marlena berlangsung hampir empat belas tahun. Tak ada seorang pun bayi yang mereka dapatkan sampai sejauh itu. Entah berapa banyak mulut membicarakan tentang ini, tapi lama-lama sepasang suami istri tersebut tak lagi peduli. Bahkan, suatu saat, Ali Sabidin pernah begitu meyakini betapa dia tidak ditakdirkan memiliki keturunan sampai tua dan mati.   Sekarang, kabar ini tiba-tiba bagai setetes air di tengah gurun yang mengepungnya selama empat belas tahun terakhir. Biasanya Marlena akan selalu kehilangan bayi pada detik-detik terakhir ketika seorang bayi seharusnya muncul dari rahim ibunya

Ford v Ferrari (2019): Film Balap Terbaik Sejauh Ini

Judul: Ford v Ferrari Genre: Sport, drama, biopic Sutradara: James Mangold Skenario: Jez Butterworth, John-Henry Butterworth, Jason Keller Pemain: Matt Damon, Christian Bale, Jon Bernthal, Caitriona Balfe, Josh Lucas, Noah Jupe, Tracy Letts, Remo Girone Negara: Amerika Serikat Tahun rilis: 2019 "Ford v Ferrari" (2019) memuaskan dari banyak segi; mulai dari skenario yang baik, pemilihan pemeran yang tepat, sinematografi yang baik, dan tata suara yang dahsyat. Ini termasuk film balap terbaik yang pernah kutonton. Sangat direkomendasikan bagi kalian penggemar film-film balap. Kalian akan dimanjakan oleh scenes ketika Ken Miles menguji coba mobil balap sekaligus mengadunya di arena.

Kota-kota yang Telanjur Rusak

(Dimuat di Radar Bromo edisi Minggu, 24 November 2019)   Seorang pengarang merasa telah selesai dengan seluruh misinya. Suatu malam dia pergi ke kota tanpa nama, yang cukup jauh dan tak terjangkau oleh orang-orang terdekat, dan memulai hidup baru dengan identitas lain. Sepanjang perjalanan tak ada yang lelaki itu pikirkan selain apa yang akan dia temui nanti. Dia sama sekali melupakan segala hal yang telah dia capai selama hidup menjadi seorang pengarang. Dia bahkan tidak peduli andai orang-orang terdekatnya akan kacau hidupnya karena dia mendadak hilang. Lagi pula, bukankah sejak dulu dia memang seharusnya hilang? Dan pula, orang-orang dekat itu juga tak ada hubungan apa-apa selain sebagai sekumpulan manusia dengan perasaan serupa demi memperjuangkan sesuatu yang mereka anggap benar.   Urusan ini, kini, menjadi terlalu sederhana baginya, dan biarlah begitu kalau saja takdir mengizinkan. Semoga orang-orang di seluruh permukaan bumi tak mengenang ia sebagaimana seharusnya. Semoga

[Cerpen]: "Sumur" karya Ken Hanggara

(Dimuat di Minggu Pagi edisi Jumat, 8 November 2019)   Penggali sumur itu tiba-tiba lenyap ditelan lubang selebar satu meter. Tak ada yang tahu persisnya bagaimana dia lenyap; Murbani hanya tahu pria tersebut merangkak ke dalam lubang untuk melanjutkan pekerjaan, dan ketika ia mengajak ngobrol sang penggali, sudah tak ada seorang pun di sana.   Lubang itu kini benar-benar gelap. Cahaya senter yang kami sorotkan padanya tak mampu menyentuh dasar sumur. Bahkan kami juga tak mendengar suara apa-apa begitu Murbani dengan kesal melempar sebongkah batu bata ke dalam sana. Seandainya dasar itu berupa tanah, setidaknya penggali kami masih terjangkau oleh cahaya senter. Namun, yang kami jumpai hanya kegelapan yang dikelilingi dinding tanah.   Aku dan Murbani sama-sama bukan tukang gali sumur. Kami dua bersaudara yang membuka toko akuarium dan tidak pernah berurusan dengan pekerjaan yang menguras tenaga. Itulah kenapa kami membayar seorang tukang gali sumur untuk membuat sumur baru ba

[Cerpen]: "Doa tentang Anjing dan Kematian" karya Ken Hanggara

(Dimuat di ideide.id pada Selasa, 5 November 2019)   Jika di dekat sini ada anjing, aku harap anjing itu mengendus sesuatu. Aku harap anjing itu bisa mengendus sesuatu dan sekaligus bersama dengan seseorang yang waras. Tidak dapat kubayangkan jika anjing yang melintasi bagian depan bangunan bobrok ini pergi sendiri atau ditemani lelaki atau perempuan gila. Tak ada yang lebih buruk dari itu. Barangkali tak ada yang lebih buruk dari itu. Jika sebatas itu yang terjadi, aku juga tidak mungkin pulang dalam waktu dekat. Bahkan boleh jadi aku tidak pulang selamanya dan baru pulang dalam wujud lain di hari kiamat kelak, ke tempat yang sangat jauh dan tak terjangkau. Membayangkan itu aku takut. Anehnya punggung dan leherku tidak merasa ada getaran yang aneh. Dulu dan kapan pun sebelum aku berhenti di titik ini, seseorang atau apa pun akan dengan mudah membuat punggung dan leherku berkeringat dalam getaran yang aneh. Rasa takut memunculkan sensasi tak nyaman. Saat ini, sensasi itu hany

[Review Film]: Teror Santet di Rumah Panti

Judul: Ratu Ilmu Hitam Genre: horor Sutradara: Kimo Stamboel Skenario: Joko Anwar Pemeran: Aryo Bayu, Hannah Al Rashid, Adhisty Zara, Muzakki Ramdhan, Ari Irham, Ade Firman Hakim, Sheila Dara Aisha, Tanta Ginting, Miller Khan, Imelda Therinne, Salvita Decorte, Yayu A.W. Unru, Ruth Marini, Putri Ayudya. Negara: Indonesia Tahun rilis: 2019 "Ratu Ilmu Hitam" (2019) ternyata biasa saja. Ada beberapa kekurangan; yang paling mengganggu penggunaan backsound horor yang terlalu berlebihan hingga menutupi suara beberapa dialog penting, dan tentu saja pemakaian kata "kita" yang harusnya "kami" di dialog satu atau dua scene . Sebenarnya cerita "Ratu Ilmu Hitam" (2019) lumayan bagus, tapi sudah banyak cerita macam ini. Bagi orang-orang tertentu, seluruh adegan gore -nya tak terlalu memukau (termasuk bagiku yang sudah menonton entah berapa banyak adegan gore dari entah berapa film sejauh ini yang lebih baik dari adegan-adegan gore di "Rat