Skip to main content

Posts

Bapak Bangsa Difitnah, Buku Ini Bicara

Judul buku: Bung Karno Difitnah Penulis: M. Achadi Kategori: Nonfiksi Penerbit: Palapa ISBN : 978-602-255-134-8 Terbit: Mei 2013 Tebal : 320 halaman Buku ini adalah "tamparan" atas terbitnya buku Sukarno File karangan Antonie C.A Dake, penulis berkebangsaan Belanda, yang berisi fitnah terhadap Bung Karno. Dalam buku itu, sejarawan Belanda ini menyimpulkan dalang utama peristiwa berdarah G30S adalah Bung Karno. Padahal sebetulnya bukan. Dake sendiri di semua tuduhannya tidak menyertakan bukti yang akurat. Ia menulis berdasarkan sumber yang salah dan asumsi tanpa dasar. Tidak hanya Dake, dua penulis asing lain, Lambert Gimbels dan Victor Fic juga menulis "karangan" yang berisi fitnahan dengan tujuan mendiskreditkan Bung Karno. Tanpa dasar dan bukti yang jelas, mereka bertiga menuduh Bung Karnolah satu-satunya yang harus bertanggung jawab dalam tragedi G30S. Dalam karya Dake malah dapat ditangkap adanya upaya de-Sukarnoisasi sekaligus S

Dunia Mie Instan

    Sadar atau tidak, kebiasaan makan mie instan sejak kecil sangat berdampak buruk bagi kesehatan. Salah satunya membuat kita terbiasa suka sama yang instan-instan. Lho kok bisa? Ya, bisa saja. Padahal semua yang serba instan membuat hidup kita tidak sehat seperti dulu. Tapi, kebanyakan orang suka yang instan-instan. Kenapa? Saya juga heran. Why?         Baru-baru ini ada wanita berinisial AA tertangkap. Sebagai orang yang doyan sama serba-instan, Mbak AA "si tukang bersih-bersih kamar" pejabat ini pasang tarif minimal 80 juta rupiah per jam untuk jasanya. Tentu banyak yang ribut, terutama netizen yang suka komen sana-sini, bahwa yang demikian sungguh ajaib. Dalam profesi tertentu, untuk dapat uang sebanyak itu harus banting tulang dulu sampai mencret baru kesampaian. Itu pun kalau sanggup. Kalau enggak, paling-paling ambeien.

Wanita Tidak Selemah Air Mata

            Judul buku: 1874     Penulis: Tamara Geraldine     Kategori: Kumpulan Cerpen     Penerbit: Gramedia Pustaka Utama     ISBN : 978-602-03-0518-9     Terbit: Juni 2014     Tebal : 356 halaman         Secara garis besar, cerpen-cerpen Tamara di buku ini menonjolkan sosok wanita. Wanita selalu punya banyak cerita. Di balik "bungkus" lemah lembut, wanita tidak hanya hadir sebagai simbol keanggunan dan cinta, melainkan juga keberanian, ketegaran, kejujuran, dan kegigihan.         Dari 16 cerpen dalam buku ini, ada tujuh cerpen yang berhasil, setidaknya menurut penilaian saya. "(Punggung) Caska dan Berto" (hal. 17) ditulis dengan sudut pandang unik, yakni dua punggung pasangan suami istri yang sedang bertengkar. Perselingkuhan sang suami tidak membuat si istri kalah. Malah justru dia pemenangnya, menang telak berkat kebesaran hati, sekaligus kegilaan.         "Bahasa yang Dimengerti Hati" (hal. 33) soal basa-basi dua muda-mudi penganut s

Penguasa Mimpi Para Gadis

    Judul buku: Beautiful Nightmares     Penulis: Farrahnanda     Kategori: Novel     Penerbit : de Teens     ISBN : 978-602-255-283-3     Terbit : September 2013     Tebal : 183 halaman         Sosok incubus bernama Lucian datang meneror mimpi gadis-gadis di Venice. Ia yang baru bebas dari belenggunya masih kehilangan kekuatan, sehingga beberapa korbannya hanya mengalami cacat fisik dan mental, bukan meninggal, akibat kedatangannya ke mimpi mereka.         Lucian berkuasa di dunia mimpi dan suka mengambil jiwa para gadis untuk dibawa ke haremnya. Kebiasaan itu juga dimiliki saudaranya, Michaela, sesosok succubus wanita yang gemar "mengoleksi" pria-pria tampan di haremnya sendiri.

Mata dan Telinga Hati Seorang Helen

Judul Buku: Aku dan Duniaku Judul Asli: The World I Live In Penulis: Helen Keller Kategori: Filsafat Penerbit: Dolphin ISBN : 978-979-1701-03-7 Terbit: 2014 Tebal : 186 halaman Harga: Rp. 40.000,- Siapa tak kenal Helen Keller? Dia wanita luar biasa yang bisa menaklukkan dunia dalam keterbatasannya. Helen sudah buta dan tuli sejak berumur 19 bulan karena suatu penyakit. Sejak saat itu, ia tidak bisa membedakan antara nyata dan maya. Ia belum bisa berpikir jernih. Ia belum bisa merasa dan menghayati. Ia hidup dalam gelap dan sunyi dengan merespon segala material di sekitarnya bak perahu tanpa kompas; tanpa arah. Kedatangan Anne Sulivan, gurunya, membuat Helen mulai belajar "melihat" dan "mendengar" dunia dengan caranya. Tak terbayang bagaimana dunia seorang Helen. Ia tidak hanya "tidak-mengenal-cahaya", tetapi juga "tidak-memahami-suara". Tapi seiring waktu, kepekaan membuatnya mampu memahami dunia beserta segala

Pegangan Orang Film

Judul buku: POFI (Pegangan Orang Film) Penulis: Sugoy Suhendra Kategori: Nonfiksi (Manajemen) Penerbit : Elex Media Komputindo ISBN : 978-979-27-6026-2 Terbit : Oktober 2009 Tebal : 167 halaman POFI (Pegangan Orang Film) adalah buku bagus bagi mereka yang awam soal dunia entertain , juga bagi siapa saja yang baru pertama kali terjun di dunia hiburan. Ditulis untuk mengembangkan dunia pertelevisian dan film Indonesia, buku ini hadir bagai harta karun, terutama bagi para remaja yang bercita-cita menjadi artis. Buku ini lengkap, berisi latihan dasar akting, pengenalan lokasi shooting , memulai terjun ke industri hiburan, casting , seputar kontrak dan honor artis, management artist , menjalin hubungan baik sebagai pekerja seni, sampai alamat rumah-rumah produksi untuk mengembangkan karier.

Tonjokan-tonjokan Djenar

Judul buku: Mereka Bilang, Saya Monyet! Penulis: Djenar Maesa Ayu Kategori: Kumcer Penerbit : Gramedia Pustaka Utama ISBN : 978-979-22-8991-6 Cetakan 11: Februari 2013 Tebal : 135 halaman Cerita pendek yang bagus adalah yang lugas, spontan, telak, tidak basa-basi, efektif, dan nonjok . Djenar Maesa Ayu, dalam kumpulan cerpen "Mereka Bilang, Saya Monyet!" ini membawa semua kriteria cerpen bagus itu. Kenapa saya sebut "nonjok" dalam satu syarat? Sebab tonjokan memberi bekas di wajah korban. Di sini korbannya adalah pembaca. Tentu tonjokan dalam cerpen tidak membuat kesal, justru disukai. Buku ini memberi tonjokan bertubi-tubi bagi saya setelah membaca beberapa judul cerpennya. Cerpen pertama, "Mereka Bilang, Saya Monyet!" (hal. 1) berisi tentang kehidupan kota dan jerat pergaulan bebas. Para binatang dalam cerpen ini sesungguhnya manusia, yang digambarkan bagai binatang oleh sosok "aku", tokoh utamanya, sebab ia sudah