(Dimuat di Radar Mojokerto, Minggu, 3 Juli 2016) Tidak ada makanan untuk kucingku. Jangankan makanan untuknya, aku saja yang manusia belum menelan apa-apa sejak kemarin sore. Perutku terasa amat lengket dan kubayangkan ada pabrik lem besi di ususku. Sirene ambulans terdengar di luar sana dan kutatap jam. Pukul tujuh pagi. Hari terlalu dini untuk sebuah kecelakaan. Mungkin ada yang terluka parah, atau barangkali ada yang tewas? Membuang kesuntukan karena kamar kost ini lama-lama terasa busuk, juga demi tak membatalkan janji bersama pacarku, karena aku tidak bisa menahan kantuk kalau harus menunggunya di sini, bersama si Imo, kucingku, aku pun menghambur ke depan, mengikuti barisan orang penghuni kost yang juga sama-sama menganggur dan ingin menonton TKP. "Motor lawan truk, Bos!" kata seseorang. Asap rokok bergumpalan di udara dan aku, dengan Imo di pelukan, menerabas kepul asap dan belasan manusia hingga sampai di gang depan. Begitu jalan
Menghibur dengan Sepenuh Hati