Skip to main content

Posts

[Review Film]: "Kritik tentang Keberagaman yang (Masih) Terlukai dalam Film Susi Susanti"

Judul: Susi Susanti - Love All Genre: drama, biopic Sutradara: Sim F Skenario: Syarika Bralini, Raymond Lee, Sinar Ayu Massie Pemeran: Laura Basuki, Dion Wiyoko, Lukman Sardi, Jenny Zhang, Farhan, Kelly Tandiono, Iszur Muchtar, Dayu Wijanto, Moira Tabina Zayn, Kin Wah Chew Negara: Indonesia Tahun rilis: 2019 "Susi Susanti: Love All" (2019) cukup memuaskan dengan menonjolkan kritik terkait keberagaman kita sebagai manusia Indonesia yang (masih) terlukai sampai detik ini. Film ini mengisahkan perjalanan karier legenda bulutangkis Indonesia, Susi Susanti.  Dikisahkan Susi muda mulai mencintai olahraga bulutangkis tanpa benar-benar diperhatikan oleh kedua orang tuanya. Dalam sebuah peristiwa kecil di perayaan kemerdekaan RI di kampungnya, ia mendapatkan kesempatan singkat menunjukkan kemampuannya. Dari momen singkat itulah, Susi mendapat panggilan untuk trial di salah satu klub bulutangkis di Jakarta.

[Cerpen]: "Ikan-ikan Kiriman Tuhan" karya Ken Hanggara

Gambar dari fineartamerica.com (Dimuat di Solopos edisi Minggu, 20 Oktober 2019)   Kamari membawa pulang ikan-ikan di sebuah karung. Karung itu bukan miliknya, akan tetapi, karena hari telah petang dia pikir ikan-ikan yang ditemukannya ditakdirkan jadi miliknya. Dia tertimpa banyak masalah. Begitu menemukan ikan-ikan ditelantarkan, dia anggap tangan Tuhanlah yang telah bekerja. "Tuhan membantuku lewat sekarung ikan!" Dengan berbekal ide bagus untuk mengenyangkan anak-anaknya, Kamari tak ingin lama-lama berada di jalan. Dia kebut langkahnya dan dengan demikian ikan-ikan dalam karung tersebut selamat dan tidak luput dari tangannya. Siapa tahu seseorang mendadak mencegat dan bilang, "Ikan-ikan saya kenapa diambil?!"

[Review Film]: "Menikmati Teror Perempuan Tanah Jahanam"

Judul: Perempuan Tanah Jahanam / Impetigore Genre: Psychological horror, mystery Sutradara: Joko Anwar Skenario: Joko Anwar Pemeran: Tara Basro, Aryo Bayu, Marissa Anita, Christine Hakim, Asmara Abigail, Kiki Narendra, Zidni Hakim, Faradina Mufti, Abdurrahman Arif, Mian Tiara, Teuku Rifnu Wikana Negara: Indonesia Tahun rilis: 2019 "Perempuan Tanah Jahanam" (2019) membuatku kembali percaya kalau film horor Indonesia tak dapat punah kengeriannya (setidaknya belum untuk bertahun-tahun ke depan) jika digarap oleh orang-orang seperti Joko Anwar. Aku pernah beranggapan, horor Indonesia tak akan bisa segar dan akan selalu "itu-itu" saja lantaran formula dan visi yang dipakai nyaris selalu sama antara film satu dan film lainnya, dari tahun ke tahun. Sejak remake " Pengabdi Setan " (2017), aku mulai percaya anggapanku itu sedikit memiliki kekeliruan. Setelah menonton "Perempuan Tanah Jahanam", sebagai pencinta film horor, aku justru mulai o

[Review Film]: "Midsommar Tak Sehoror yang Dikata Orang"

Judul: Midsommar Genre: drama, thriller, mystery Sutradara: Ari Aster Penulis: Ari Aster Pemeran: Florence Pugh, Jack Reynor, William Jackson Harper, Vilhelm Blomgren, Will Poulter, Isabelle Grill Negara: Amerika Serikat, Swedia Tahun rilis: 2019 " Midsommar " (2019) tak semenakjubkan apa kata orang-orang. Memang alasan kita pergi menonton film tak seharusnya cukup berdasarkan "konon katanya film itu bagus", tapi harus benar-benar murni karena kita ingin nonton saja (faktor-faktor lain yang kita pikirkan silakan saja dipilih semau kita). Maksudku, menontonlah tanpa dasar "paksaan". Nah, kebetulan aku tak berharap apa-apa pada " Midsommar " ini, dan setelah filmnya kelar kutonton, aku juga tak mendapat apa-apa, kecuali merasa waktuku terbuang sia-sia. " Midsommar " mengisahkan sekelompok mahasiswa asal Amerika Serikat yang melakukan kunjungan ke sebuah desa terpencil di Swedia, HÃ¥rga. Salah satu dari empat bersahabat it

[Review Film]: "The Nightshifter dan Eksekusi yang Kurang Maksimal"

Judul: The Nightshifter ( Morto Não Fala ) Genre: Horror, mystery Sutradara: Dennison Ramalho Skenario: Cláudia Jouvin, Dennison Ramalho, Marco de Castro Pemeran: Daniel de Oliveira, Fabiula Nascimento, Bianca Comparato, Marcos Kligman, Annalara Prates, Marco Ricca Negara: Brazil Tahun rilis: 2019 " The Nightshifter " atau " Morto Não Fala " (2019) mengisahkan Stênio, seorang petugas malam di sebuah kamar mayat, yang memiliki kemampuan berbicara dengan orang-orang mati. Kemampuan ini tak begitu ia pahami bagaimana mulanya, tetapi ia telah sangat terbiasa berbicara dengan para mayat. Tentu tak seorang pun tahu tentang ini.  Melihat trailer film ini, dengan premis yang terdengar tak biasa itu, aku merasa " The Nightshifter " mungkin saja layak ditonton. Aku masih bertanya-tanya bagaimana cerita selengkapnya tentang seseorang yang bisa berbicara dengan orang-orang mati ini? Apa latar belakangnya? Keseraman macam apa yang disajikan? Sayangn

[Cerpen]: "Pelukan Terakhir" karya Ken Hanggara

(Dimuat di Bangka Pos edisi Minggu, 13 Oktober 2019) Suatu hari aku tiba di titik puncak kebencian pada diriku sendiri dan semesta. Telah lama kupikirkan untuk mengakhiri hidup dengan segala macam cara; aku bisa saja mati dijerat tali yang kusiapkan di toilet terbengkalai atau tenggelam bersama sekarung batu menuju dasar sebuah danau di tepi kota yang jarang dijamah manusia atau terbakar oleh amukan api dahsyat di sebuah apartemen oleh rekayasa tangan dan otakku sendiri atau menenggak sejumlah besar pil dengan beragam jenis dan ukuran dan berbaring di kasur di kamarku selagi menunggu reaksi obat-obat itu untuk menghabisiku dari dalam atau kujatuhkan tubuhku dari gedung setinggi ratusan meter atau mungkin saja aku juga bisa mengakhiri hidup dengan menusuk tubuh sendiri dengan pedang sebagaimana cara yang telah lama dianggap sebagai cara terhormat untuk bunuh diri di Jepang, tetapi aku akui, aku tak cukup berani untuk memulai. Aku tak ada harapan apa pun untuk memperbaiki hidupk

[Cerpen]: "Kabur" karya Ken Hanggara

(Dimuat di biem.co , 7 Oktober 2019) Suatu hari aku kabur dari rumahku yang penuh dengan binatang. Aku tidak mampu tinggal lebih lama, meski sebenarnya dulunya rumah tersebut adalah milik ibuku. Tapi, ibuku mati di suatu subuh yang dingin. Kata orang, sebenarnya ibuku mati jauh sebelum itu dan tentunya saat kutemukan, tubuhnya sudah benar-benar beku. Bagaimana bisa tidak ada yang tahu sama sekali kalau ibuku mati sejak dua hari sebelum ditemukan adalah karena beberapa binatang mulai masuk dan menghuni rumah kami. Beberapa binatang itu tidak seperti binatang umumnya yang bisa ditemukan di jalanan. Mereka cukup berbeda dan mempunyai otak serupa otak manusia, sebab ada yang bisa bermain gitar, ada juga yang bisa menyetir mobil, dan bahkan beberapa dari mereka bisa menghajarku setengah mati. Aku tak berani melawan para binatang yang tahu-tahu menguasai rumah ibuku itu. Bukan hanya karena jumlah mereka lebih banyak dan tenaga mereka lebih besar dariku, melainkan juga karena ayah