(Dimuat di Harian Waktu edisi Jumat, 24 Februari 2017) Kepada Bapak kukatakan, "Sugeni sudah mati." Lalu dia berdiri dan menghadapku dan bertanya dikubur di mana tubuh orang sinting itu. Kubilang, "Di dekat pohon pisang di belakang rumah Mak Nah." Tanpa banyak cincong, Bapak mengambil parangn dan keluar. Aku mengekornya seakan bajuku yang bernoda darah sama sekali tidak membuatku mual atau tidak juga membuatku berpikir aku harus segera mandi dan ganti baju agar tetangga tidak ada yang curiga. Bapak sendiri tidak peduli karena tahu sejak awal aku tidak suka pada Sugeni. Dulu Sugeni memperkosa kambingku. Aku tahu ada yang tak beres pada kambing itu. Suatu malam aku bermimpi kambing itu menjelma jadi perempuan jelek berjanggut dan berbau badan tidak enak. Si perempuan mengadu padaku bahwa Sugeni sang pacar telah minggat setelah menanam tubuh manusia di dalam tubuhnya. Di mimpi itu aku bertekad, bahwa kelak Sugeni harus mati di tanganku.
Menghibur dengan Sepenuh Hati