Skip to main content

Posts

Kurang dari Satu Jam

    Kalau sebelumnya kutulis hal paling memalukan dalam hidupku ( baca di sini ), kali ini kutulis hari yang menyebalkan dalam hidupku. Yah, mungkin gak selucu sebelumnya. Namanya juga nyebelin. Mana ada sih kejadian nyebelin bisa jadi lucu?         Ini kejadian pas SMA. Dulu di sekolah ada ekskul renang yang anehnya wajib diikuti semua siswa. Kenapa kusebut aneh? Lha, ya jelas aneh, karena yang tidak suka renang pun juga wajib ikut. Ini namanya sudah bukan ekskul, tapi pemaksaan!         Meski begitu kayaknya gak ada siswa yang protes, semua adem ayem, kecuali cuma aku (itu pun dalem ati, ckck). Dan, ya, ya, kukatakan sejujurnya kalau aku gak suka renang. Bukan karena takut air. Aku sejak kecil suka main di anak sungai Brantas di salah satu desa di Jawa Timur. Aku suka main di sana, mandi bareng teman-teman. Jadi alasanku tidak suka ekskul renang bukan itu. Alasanku adalah karena tempatnya jauh.         Itu alasan paling masuk akal, mengingat rumahku yang paling jauh dari sekola

[Cerpen]: Rahasia Anna

    Darah menetes dari telapak tanganku. Suara-suara dentum terus terdengar di sekitar, seakan seseorang memasukkan alarm atau semacamnya ke kepalaku, membunyikannya berkali-kali. Apa yang kulakukan? Apa aku masih hidup? Apa aku tahu nasib dia setelah ini Aku tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, selain hanya berpikir soal lain, sesuatu di luar kegaduhan di tempat ini, sesuatu yang harus benar-benar kupikirkan. Kapan aku akan melihatnya? Kapan kami bertemu lagi? Di mana aku? Dengan siapa aku?     Aku tidak begitu ingat, sebab setelah pertemuan kami sore itu, di taman, seperti cerita klise dalam film-film romantis, sekelompok orang membawaku paksa ke dalam mobil. Mulutku dilakban. Tanganku diikat. Dan kakiku ditendang hingga tak akan bisa membuatku lari ke mana-mana.     Yang kuingat hanya soal satu: pacarku. Ya, perempuan yang kutemui di taman itu. Dia pacarku. Sebut saja Anna. Dia cantik. Tubuhnya ideal; tidak terlalu jangkung, tidak juga terlalu pendek. Dia juga tidak

Review Buku: Zombie Rasa Indonesia

    Judul buku: Zombie Aedes     Penulis: Satria Satire     Kategori: Novel     Penerbit : Elex Media Komputindo     ISBN : 9786020256870     Terbit : Januari 2015     Tebal : 373 halaman     Harga: Rp. 69.800,-         Sebuah wabah misterius melanda seisi dunia akibat produk obat nyamuk baru bernama Retron. Diketahui kandungan produk itu menyebabkan nyamuk-nyamuk termutasi menjadi seukuran lalat. Mereka yang tergigit nyamuk ini tumbang satu per satu, memenuhi klinik dan rumah sakit yang ada.

Menahan Mulas di Dalam Kelas

Tiba-tiba kepikiran nulis hal memalukan yang pernah terjadi di hidupku. Yah, bagi kalian, siapa pun yang gak sengaja membaca tulisan ini, di mana pun kalian berada, silakan tertawa sepuasnya, meski nanti yang kutulis belum tentu lucu. Dan setelah puas tertawa, kudoakan semoga kalian terhibur. Apa sih hal memalukan itu? Gak kuat nahan BAB di dalam kelas. Gimana ceritanya bisa begini, mulanya pas sehari sebelum kejadian. Waktu itu aku masih SMP. Ibu beli sekaleng biskuit Nissin rasa kepala, eh, kelapa. Tahu, 'kan? Yang kalengnya warna item , terus biskuitnya berbentuk persegi panjang gepeng? Nih, kukasih gambarnya biar gak susah jelasin .

Review Buku: "Ketabuan di Tengah Penjunjungan Tata Krama"

        Judul buku: Nyai Gowok     Penulis: Budi Sardjono     Kategori: Novel dewasa     Penerbit : Diva Press     ISBN : 978-602-255-601-5     Terbit : Mei 2014     Tebal : 332 halaman         Bagus Sasongko, pemuda belasan tahun, yang ketika itu sudah mulai memasuki masa akil baligh , sedang gundah gulana sebab kejadian yang akhir-akhir ini ia alami. Irawan (kakak kandungnya) beserta Kang Bogang (tukang rawat kuda di rumah ayahnya), belakangan menggodanya tentang keharusan seorang bocah yang beranjak dewasa untuk belajar mengenal seks dan seluk beluk tubuh wanita dewasa.

Review Buku: "Warna-Warni Kisah Perkotaan"

    Judul buku: Netizen     Penulis: WN Rahman, dkk     Kategori: Kumpulan Cerpen Sastra     Penerbit : UNSA Press     ISBN : 978-602-711-763-1     Terbit : Desember 2014     Tebal : vi+104 halaman         Tema urbanitas menjanjikan sesuatu yang segar untuk dinikmati dalam karya sastra. Tentu saja, karena selain urbanitas dapat mengungkap berbagai sisi kemanusiaan, juga membongkar realita kehidupan sehari-hari, yang biarpun terus dijalani, kita seperti tak jenuh menjadi bagiannya. Karena memang kitalah pembangun urbanitas itu. Karena memang kitalah "manusia kota" itu.

Review Buku: "Menertawakan Mitos dan Kehidupan"

    Judul buku: Bumi Kuntilanak     Penulis: Denny Herdy & Sandza     Kategori: Kumcer     Penerbit : UNSA Press     ISBN : 978-602-711-760-0     Terbit : Agustus 2014     Tebal : 127 halaman         "Bumi Kuntilanak", sebuah judul yang aneh untuk kumpulan cerpen. Ya, aneh sekaligus membuat penasaran. Bak teror yang datang di malam hari dan tak bisa lepas dari alam bawah sadar. Barangkali agak mengada-ada ketika tahu judul itu semata gabungan antara dua judul cerpen yang "kebetulan" berada di buku ini: "Bumi" dan "Kuntilanak", yang masing-masingnya ditulis tiap penulis. Tapi, selepas membaca buku ini, pikiran itu bisa dipastikan hilang.