Skip to main content

Posts

Petrus: Lingkaran Setan Kekerasan

Judul buku: Penembak Misterius Penulis: Seno Gumira Ajidarma Kategori: Kumpulan Cerpen Penerbit: Galangpress ISBN : 979-95690-5-2 Cetakan 4: 2007 Tebal : viii + 214 halaman Secara garis besar, cerpen-cerpen Seno di buku ini mengangkat realitas sosial dan politik di sekitar kita. Penyajiannya tentu beragam, dari mulai "parodi" fakta hingga diserupakan dongeng meski seolah benar-benar telah terjadi. Dibagi menjadi tiga bagian, kumpulan cerpen ini jadi bacaan yang menghibur sekaligus menggugat. Bagian pertama, "Penembak Misterius: Trilogi" (hal. 3-37), berisi sindiran pada penembakan misterius (petrus) yang terjadi di awal 80-an. "Keroncong Pembunuhan" mengisahkan pembunuh bayaran yang tiba-tiba berubah pikiran sebelum ia benar-benar menembak mati sasarannya. Di awal mula ia begitu meyakinkan, namun melihat gestur dan tatapan mata sang korban, ia goyah. Cerpen ini terang-terangan mengangkat isu petrus sebagai poin utama.

Dunia "Liar" Seno Gumira Ajidarma

Judul buku: Senja dan Cinta yang Berdarah Penulis: Seno Gumira Ajidarma Kategori: Kumcer Penerbit: Kompas ISBN : 978-979-709-851-3 Terbit: 2014 Tebal : xviii + 822 halaman Seno Gumira Ajidarma, salah satu pengarang besar Indonesia, patut diacungi jempol atas kekonsistenannya berkarya. Lebih dari itu, sejak awal kepengarangannya hingga hari ini, banyak tema ia gali untuk karya-karya fiksinya, dalam hal ini cerpen. Bukti nyata ada dalam buku kumpulan cerpen berjudul "Senja dan Cinta yang Berdarah" yang amat tebal ini.

Bapak Bangsa Difitnah, Buku Ini Bicara

Judul buku: Bung Karno Difitnah Penulis: M. Achadi Kategori: Nonfiksi Penerbit: Palapa ISBN : 978-602-255-134-8 Terbit: Mei 2013 Tebal : 320 halaman Buku ini adalah "tamparan" atas terbitnya buku Sukarno File karangan Antonie C.A Dake, penulis berkebangsaan Belanda, yang berisi fitnah terhadap Bung Karno. Dalam buku itu, sejarawan Belanda ini menyimpulkan dalang utama peristiwa berdarah G30S adalah Bung Karno. Padahal sebetulnya bukan. Dake sendiri di semua tuduhannya tidak menyertakan bukti yang akurat. Ia menulis berdasarkan sumber yang salah dan asumsi tanpa dasar. Tidak hanya Dake, dua penulis asing lain, Lambert Gimbels dan Victor Fic juga menulis "karangan" yang berisi fitnahan dengan tujuan mendiskreditkan Bung Karno. Tanpa dasar dan bukti yang jelas, mereka bertiga menuduh Bung Karnolah satu-satunya yang harus bertanggung jawab dalam tragedi G30S. Dalam karya Dake malah dapat ditangkap adanya upaya de-Sukarnoisasi sekaligus S

Dunia Mie Instan

    Sadar atau tidak, kebiasaan makan mie instan sejak kecil sangat berdampak buruk bagi kesehatan. Salah satunya membuat kita terbiasa suka sama yang instan-instan. Lho kok bisa? Ya, bisa saja. Padahal semua yang serba instan membuat hidup kita tidak sehat seperti dulu. Tapi, kebanyakan orang suka yang instan-instan. Kenapa? Saya juga heran. Why?         Baru-baru ini ada wanita berinisial AA tertangkap. Sebagai orang yang doyan sama serba-instan, Mbak AA "si tukang bersih-bersih kamar" pejabat ini pasang tarif minimal 80 juta rupiah per jam untuk jasanya. Tentu banyak yang ribut, terutama netizen yang suka komen sana-sini, bahwa yang demikian sungguh ajaib. Dalam profesi tertentu, untuk dapat uang sebanyak itu harus banting tulang dulu sampai mencret baru kesampaian. Itu pun kalau sanggup. Kalau enggak, paling-paling ambeien.

Wanita Tidak Selemah Air Mata

            Judul buku: 1874     Penulis: Tamara Geraldine     Kategori: Kumpulan Cerpen     Penerbit: Gramedia Pustaka Utama     ISBN : 978-602-03-0518-9     Terbit: Juni 2014     Tebal : 356 halaman         Secara garis besar, cerpen-cerpen Tamara di buku ini menonjolkan sosok wanita. Wanita selalu punya banyak cerita. Di balik "bungkus" lemah lembut, wanita tidak hanya hadir sebagai simbol keanggunan dan cinta, melainkan juga keberanian, ketegaran, kejujuran, dan kegigihan.         Dari 16 cerpen dalam buku ini, ada tujuh cerpen yang berhasil, setidaknya menurut penilaian saya. "(Punggung) Caska dan Berto" (hal. 17) ditulis dengan sudut pandang unik, yakni dua punggung pasangan suami istri yang sedang bertengkar. Perselingkuhan sang suami tidak membuat si istri kalah. Malah justru dia pemenangnya, menang telak berkat kebesaran hati, sekaligus kegilaan.         "Bahasa yang Dimengerti Hati" (hal. 33) soal basa-basi dua muda-mudi penganut s