Tidak tahu mau menulis status apa, walau sudah membuat beberapa cerita hari ini. Ketika ingin menulis status, kepalaku hanya penuh dengan satu hal, dan satu hal itu tidak bisa kuabaikan.
Lalu kuintip keluar jendela dari dalam gerbong kereta ini. Kututup semua bacaan dan buku catatan. Pemandangan di luar penuh barisan bukit dan awan terlihat gelisah. Sepertinya akan turun hujan dan badai kencang segera menerpa. Stasiun tujuan masih jauh. Dada ini masih lubang. Kelak di tujuan, dada ini mungkin penuh dengan bahagia.
Kukatakan pada rekan senasib di bangku sebelah, "Seandainya kereta ini punya sabuk pengaman, barangkali kita tidak pernah cemas."Lalu kuintip keluar jendela dari dalam gerbong kereta ini. Kututup semua bacaan dan buku catatan. Pemandangan di luar penuh barisan bukit dan awan terlihat gelisah. Sepertinya akan turun hujan dan badai kencang segera menerpa. Stasiun tujuan masih jauh. Dada ini masih lubang. Kelak di tujuan, dada ini mungkin penuh dengan bahagia.
Ia memang terlihat cemas. Tapi kubilang, "Kita masih bisa berpegangan pada benda-benda di gerbong ini, kalaupun kereta berguncang. Kita tidak akan jatuh atau terlempar keluar jendela. Kita akan dan harus sampai tujuan dengan selamat."
Ia tersenyum. Aku juga tersenyum. Bagaimanapun, memang seharusnya begitulah hidup.
Comments
Post a Comment