Takdir setiap manusia itu garis. Satu garis bertumpukan dengan garis lain berarti satu pertemuan. Garis ketiga datang, tiga tumpuk garis. Garis keempat datang, empat tumpuk. Dan seterusnya. Pertemuan dan perpisahan membawa garis-garis kita ke sana kemari, menyatu dan menjauh dari garis-garis tertentu untuk menuju ke garis-garis berikutnya. Percintaan pun ada dalam garis-garis ini.
Orang bilang dicintai lebih baik daripada mencintai. Tetapi adakalanya manusia diciptakan untuk hanya menjadi garis yang mencintai; ia tidak pergi, tidak juga berpaling, sekalipun keropos. Dan tentu saja ada pula manusia yang ditakdirkan sebagai garis yang hanya dicintai; ia menerima terlalu banyak garis dan suatu hari harus memutuskan untuk garis mana ia berjalan.
Takdir tidak bisa diatur manusia. Jatuh cinta tidak punya rumus apa pun. Maka pertemuan sering kali tidak butuh penjelasan kenapa itu harus terjadi; hanya Tuhan yang tahu, dan Dia tidak pernah salah mengatur tumpukan garis demi garis. Kalau sudah begitu, nikmati saja sebagai apa kita berperan. Karena pada akhirnya garis-garis yang disuratkan bersatu sejak awal tidak akan berpisah, begitupun sebaliknya.
Comments
Post a Comment