Judul buku: Just So Stories (Sekadar Cerita)
Judul asli: Just So Stories for Children
Penulis: Rudyard Kipling
Kategori: Kumpulan Dongeng
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978-979-22-7803-3
Terbit: 1902
Terbit pertama di Indonesia: Desember 2011
Tebal : 159 halaman
Harga: Rp. 35.000,-
Imajinasi kadang dibutuhkan agar nasihat-nasihat bijak dapat tersampaikan dengan cara menyenangkan. Begitulah yang dilakukan Rudyard Kipling dalam bukunya Just So Stories ini. Berisi 12 dongeng klasik pengantar tidur, Kipling mengajak kita berkelana di dunia imajinasi yang luar biasa. Tidak cuma itu, setiap dongeng mengandung pesan moral yang dikuatkan oleh puisi-puisi singkat di bagian akhir.
Kita akan tahu asal muasal, misalnya, kenapa unta berpunuk, apa yang membuat kulit badak terlihat berlipat-lipat, bagaimana alfabet ditemukan, atau bagaimana gajah mendapatkan belalai panjangnya, meski kita tahu apa yang terjadi dalam cerita ini sama sekali jauh dari fakta. Namanya juga dongeng, pasti isinya imajinasi. Namun, tentu saja membuat dongeng seperti ini tidak mudah.
Di tiap judul ada setidaknya satu ilustrasi, berisi adegan penting para tokohnya. Tapi, tidak seperti buku Just So Stories yang terbit di segenap penjuru dunia, di buku terbitan ini ilustrasinya bukan karya Kipling, melainkan digambar ulang oleh Staven Andersen. Cerita yang menurut saya paling kompleks dan sulit membayangkan akan mudah saya menulis cerita semacam itu adalah tentang ditemukannya alfabet. Mungkin di beberapa bagian agak mengada-ada, tapi agaknya cuma Kipling yang tahu bagaimana membuat cerita itu tampak lebih masuk akal, walau sekadar imajinasi.
Hanya saja, buku ini terjemahannya kurang sempurna, walau tidak bisa dikatakan buruk. Saya sendiri saat membaca nyaman-nyaman saja. Tapi kenapa saya sebut "kurang sempurna"? Susunan kalimat dan pilihan diksi penerjemah di sebagian besar buku ini saya rasa agak sulit diserap oleh semua anak. Padahal di sampul belakang buku tertulis buku ini bisa dibaca oleh semua umur. Saya pikir buku dongeng anak-anak yang baik berisi kata-kata yang umum, yang tidak membuat pembaca anak kesulitan menangkap maksud si penulis.
Namun demikian, buku ini tetap bagus, mengingat ada banyak pesan moral yang disampaikan. Tentu saja, orangtua mesti menemani anak-anaknya saat membaca Just So Stories, karena ada beberapa dongeng yang bagi saya perlu diberi label "Bimbingan Orangtua", sebagaimana tayangan televisi tertentu di mana anak-anak tidak boleh menonton seorang diri.
Berikut beberapa ilustrasi lucu karya Staven Andersen yang ada di buku ini:
(Gambar 1a & 1b - Cerita "Kenapa Paus Tidak Bisa Memakan Manusia?")
(Gambar 2 - Cerita "Bagaimana Unta Mendapat Punuknya?")
(Gambar 3 - Cerita "Kenapa Kulit Badak Penuh Lipatan?")
(Gambar 4 - Cerita "Dari Mana Macan Mendapat Tutulnya?")
(Gambar 5 - Cerita "Kisah si Anak Gajah")
(Gambar 6 - Cerita "Tuntutan Seekor Kanguru")
(Gambar 7 - Cerita "Asal Muasal Armadillo")
(Gambar 8 - Cerita "Surat Bergambar")
Gambar 9 - Cerita "Bagaimana Alfabet Dirumuskan?")
(Gambar 10a & 10b - Cerita "Kepiting dan Lautan Luas")
(Gambar 11- Cerita "Kucing Penyendiri")
(Gambar 12 - Cerita "Entakan Kaki Kupu-kupu")
Comments
Post a Comment