Judul buku: Jurig Payung
Penulis: Dang Aji Sidik
Kategori: Kumpulan Cerpen
Penerbit : LeutikaPrio
ISBN : 978-602-225-828-5
Terbit : April 2014
Tebal : 123 halaman
Membaca judul dan sinopsis buku "Jurig Payung", mulanya kukira akan membaca buku yang full horor. Yah, hal-hal berbau horor memang kusuka. Cerpen pertama yang berjudul "Lelaki dan Payung" ceritanya lumayan horor. Bayangkan ada payung yang bisa bicara, lalu payung itu jadi seperti teman atau bahkan pacarmu sendiri, hingga suatu saat ia over protective padamu dan cenderung berbahaya bagi orang lain. Apa yang kamu lakukan?
Jujur saja, cerpen pertama memberi gambaran di kepalaku bahwa kumcer ini pasti isinya horor semua. Ternyata tidak. "Hantu Oplosan" justru membuatku ngakak abis dari awal sampai akhir. Bukan karena unsur ceritanya full comedy. Aku tertawa karena hal-hal berbau "Suroboyo" yang penulis selipkan, mulai dari jenis-jenis hantu, bahasa lokal, sampai hal kecil seperti makanan khas Surabaya. Semua itu natural mengiringi jalan cerita hantu galau yang dulunya mati akibat menenggak bir oplosan. Dan itu justru membuatku tertawa sampai mulas.
"Hantu Obesitas" juga membuatku ngakak. Ada pocong gendut yang ikut seminar menurunkan berat badan. Dan karena jalan yang ditempuhnya jauh, ia kudu naik angkot biar tidak capek. Akhirnya pocong itu pun berteman dengan sopir angkot yang sepi penumpang gara-gara maraknya aksi pencabulan di atas angkot.
Hal yang sama akan kamu temukan di cerpen "Ketemu Nicholas", yang membuat merinding sekaligus ngakak. Mulanya ada pemuda yang mau beli makan di malam hari sewaktu jalanan sudah sepi. Di jalan ia bertemu pocong kecil yang terjebak di gerobak sampah dan meminta tolong. Tapi karena pocong cilik itu nakal, ending-nya bakal di luar dugaan dan tentunya lagi-lagi bikin ngakak.
Maka kusebut buku ini setengah horor setengah komedi. Horor tahu campur, atau barangkali horor es campur. Entah mana yang benar, yang pasti menghibur. Sepertinya penulis ingin menyampaikan ke kita bahwa janganlah takut kepada hantu, sebab mereka juga makhluk Tuhan.
Kumpulan cerpen ini bukan hanya berisi soal hantu, tetapi juga cinta-cintaan kocak seperti "Lopis Cinta", "Amit-amit Cinta!", "Office Boy Gombal Gembel", dan "Jomblo Tomdat". Gaya penulisannya ringan, tapi enak dibaca. Tak heran, hanya dalam waktu dua jam buku ini rampung kubaca.
Cerpen terakhir yang berjudul "Jurig Payung" menegaskan pada kita bahwa tidak sepatutnya kita takut secara berlebihan kepada hal-hal berbau mitos. Sebab yang demikian hanya akan menjerumuskan kita ke dalam kegelapan. Hehe. :D Bagi kamu yang suka cerita horor sekaligus komedi, buku ini sangat pas. Tidak cuma merinding disko, kamu akan dibuat ngakak dan guling-guling di atas guling. Gak percaya? Coba aja.
Comments
Post a Comment