Sakit
perut biasa terjadi pada orang dewasa atau anak-anak. Tingkat
keparahannya tergantung dari apa penyebabnya dan bagaimana pola hidup si
penderita. Mulai dari makanan sampai kebiasaan paling kecil seperti
nyemilin tomcat, sangat berpengaruh bagi kondisi kesehatan perut kita.
Pada umumnya sakit perut didefinisikan atau lebih tepatnya diidentikkan dg buang air besar. Bicara soal buang air besar (jangan negatif thinking dulu), saya menemukan fenomena yang cukup mencengangkan, atau mungkin menyebalkan. Biasanya saat kita akan bepergian jauh, guna berjaga-jaga, sebelum berangkat beberapa dari kita pasti menyempatkan utk membuang kotoran tsb di toilet rumah (hayoo ngaku...). Itu wajar karena siapa tau di tempat yg kita tuju nanti semua toiletnya mampet, di hotel bintang lima pula, banyak cewek cakep pula, model majalah terkenal pula. Apa jadinya kalau "harta karun" itu mengumpul di celana di waktu dan tempat yang sangat tidak tepat itu? Naudzubillah!
Tapi anehnya jika kita mengambil sikap siap siaga seperti itu biasanya perut tak mau diajak kompromi. Dengan kata lain saat kita ingin sekarang juga membuang kotoran itu pasti tak akan bisa kecuali minum obat pencuci mulut, eh pencuci perut terlebih dulu. Akan tetapi yang paling menjengkelkan, terutama bagi para eksekutif muda, adalah di saat panggilan alam itu tidak diharapkan kedatangannya, malah datang secara misterius dan mendadak. Perut melilit, konsentrasi pecah berserakan sampai tak bisa lagi membedakan Mpok Nori dan Luna Maya, padahal saat itu sedang enak ngobrol sama klien guna membahas proyek dua triliyun demi kemaslahatan umat. Kurang ajar betul!
Itulah dua fenomena unik sakit perut. Lalu kenapa sakit perut kurang tepat jika diidentikkan dg buang hajat? Karena sebenarnya penyakit ini juga berhubungan dengan kondisi keuangan dan batin seseorang. Berikut penyebab umum orang dapat terjangkit sakit perut.
1. Panggilan alam
2. Lapar
3. Cemas, sebab akan bertemu calon mertua yang galak dan matre
4. Galau, cicilan motor nunggak dua bulan
*catatan lama: 1 Mei 2012
Pada umumnya sakit perut didefinisikan atau lebih tepatnya diidentikkan dg buang air besar. Bicara soal buang air besar (jangan negatif thinking dulu), saya menemukan fenomena yang cukup mencengangkan, atau mungkin menyebalkan. Biasanya saat kita akan bepergian jauh, guna berjaga-jaga, sebelum berangkat beberapa dari kita pasti menyempatkan utk membuang kotoran tsb di toilet rumah (hayoo ngaku...). Itu wajar karena siapa tau di tempat yg kita tuju nanti semua toiletnya mampet, di hotel bintang lima pula, banyak cewek cakep pula, model majalah terkenal pula. Apa jadinya kalau "harta karun" itu mengumpul di celana di waktu dan tempat yang sangat tidak tepat itu? Naudzubillah!
Tapi anehnya jika kita mengambil sikap siap siaga seperti itu biasanya perut tak mau diajak kompromi. Dengan kata lain saat kita ingin sekarang juga membuang kotoran itu pasti tak akan bisa kecuali minum obat pencuci mulut, eh pencuci perut terlebih dulu. Akan tetapi yang paling menjengkelkan, terutama bagi para eksekutif muda, adalah di saat panggilan alam itu tidak diharapkan kedatangannya, malah datang secara misterius dan mendadak. Perut melilit, konsentrasi pecah berserakan sampai tak bisa lagi membedakan Mpok Nori dan Luna Maya, padahal saat itu sedang enak ngobrol sama klien guna membahas proyek dua triliyun demi kemaslahatan umat. Kurang ajar betul!
Itulah dua fenomena unik sakit perut. Lalu kenapa sakit perut kurang tepat jika diidentikkan dg buang hajat? Karena sebenarnya penyakit ini juga berhubungan dengan kondisi keuangan dan batin seseorang. Berikut penyebab umum orang dapat terjangkit sakit perut.
1. Panggilan alam
2. Lapar
3. Cemas, sebab akan bertemu calon mertua yang galak dan matre
4. Galau, cicilan motor nunggak dua bulan
*catatan lama: 1 Mei 2012
Comments
Post a Comment