Salah satu penyebab cerita yang kita tulis kurang enak dibaca adalah kurang berani jujur. Seandainya kita buat sesosok tokoh itu brengsek, maka jadikan dia biangnya brengsek. Dan jika kita butuh tokoh suci, sucikan dia sampai upil pun tidak ada di lubang hidungnya. Semua harus total dan kita harus jujur mengungkap bagaimana kondisi sebenarnya andai mereka muncul begitu saja di dunia nyata. Tentu saja totalitas ada porsinya. Tokoh brengsek dan suci pasti memiliki sisi lain yan g bertentangan dengan watak mereka, dan itu harus dijelaskan dengan faktor logis dari masa lalu si tokoh. Tidak bakal bagus jika kita buat tokoh pemalas, yang tidak suka membaca, tapi malah sering sekali mengutip-ngutip ucapan yang ada di berbagai buku tebal. Ini sih kitanya sendiri sebagai penulis cerita ingin dianggap berpengetahuan luas dan tahu ini-itu, lalu si tokoh pemalas dijadikan medium penyampai segala yang kita tahu. Cerita dengan tokoh semacam ini saya pikir gagal total. Bahkan tokoh f
Menghibur dengan Sepenuh Hati