Skip to main content

Posts

[Cerpen]: "Maria Pergi ke Padang Bunga" karya Ken Hanggara

(Dimuat di Flores Sastra edisi Senin, 13 Juni 2016)     Kalau dihitung, mungkin sudah empat belas kali Maria pergi ke padang bunga. Ia memang suka bunga-bungaan dan juga suka memetik lalu menyimpannya di kamar di dalam bagian tengah buku hariannya. Dua bulan sekali atau tiga hingga empat bulan sekali ia ke padang bunga itu. Tidak tentu. Itulah kenapa tak bisa dipastikan kapan ia pertama pergi ke padang bunga.     Padang itu indah. Konon ribuan atau mungkin jutaan malaikat sering berkumpul di sana, memetik bunga dan saling bercumbu, serta membuat tarian mistis yang hanya dipahami oleh anak-anak dan perawan suci. Malaikat-malaikat awalnya turun dari langit dan memijak beberapa petak tanah yang tak ditumbuhi bunga. Mereka lalu berpelukan dan sayap-sayap itu menguncup. Pada saat itulah, malaikat-malaikat menjelma serupa manusia.

Sebuah Akhir: Saya Ingin Pergi Sejauh Mungkin ke Luar Angkasa untuk Melupakanmu

Saya sudah mencoba lari mencari pintu lain, tapi tetap saja ujung-ujungnya kamu yang berdiri di sana. Kamu tidak menoleh pada saya, juga tidak menoleh pada siapa-siapa. Hanya memandang bayangan yang hilang ditelan gelapnya hari. Setiap hari saya dan kamu seakan diselimuti malam. Saya dan kamu serba tidak pasti. Di pintu itu kadang-kadang kamu adalah batu, tetapi di lain waktu kamu berubah jadi salju. 

[Puisi]: "Mati Kutu" karya Ken Hanggara

Semalam ada bintang jatuh di langit kota kita Perjalanan dua jam kusingkat jadi satu setengah Dan aku berdoa agar setelah ini segalanya baik-baik saja Kau di sana bahagia Aku di sini bahagia Seandainya tubuhku sebongkah es krim rasa cokelat Semalam aku segenang cairan di lantai kafe itu Membasahi sepatu dan sandal tukang kencan Membasahi sandalmu juga yang berada persis di depan sandalku Dan barangkali membasahi dadaku sendiri yang rongga Mati kutu semalam ditutup pertunjukan bintang jatuh Di bawah langit kota ribuan orang tumpah ruah Tetapi hanya aku yang melihat bintang jatuh Dan aku berdoa dengan panjang di perjalanan Sambungan doa-doa terdahulu yang kurang ajar Sebab tanpa izin dan permisimu -5 Juni 2016-

Bersyukur dengan Diriku Hari Ini

Tahun 2016 hampir separuhnya kujalani. Bagiku separuh ini cukup banyak memberiku kejutan dan perubahan. Bagaimanapun, semua ini tak mungkin terjadi jika dulu pada suatu siang aku tak memutuskan menulis sesuatu dan berharap kelak, dengan menulis, aku bisa dikenal orang dan memberi manfaat pada sesama.

Menilai Sesuatu Jangan dari Kulitnya Saja

Tetangga saya itu orang kaya. Punya rumah dan mobil bagus. Pernah naik haji juga. Dulunya berasal dari keluarga tidak mampu. Setelah sukses dan menjadi kaya, penampilannya tetap sederhana. Bahkan sangat sederhana. Suatu hari ketika menjelang lebaran dan pergi ke mini market hendak membeli buah, oleh tiga orang pegawai, tetangga saya didatangi dan diberitahu, "Yang itu mahal lho, Bu." Ia hanya mengangguk.