Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2019

[Review Film]: "Kisah Luar Biasa Kiper Legenda Manchester City"

Judul: The Keeper Genre: Biographical, drama, sport Sutradara: Marcus H. Rosenmüller Skenario: Marcus H. Rosenmüller, Nicholas J. Schofield Pemeran: David Kross, Freya Mavor, John Henshaw, Harry Melling, Michael Socha, Chloe Harris, Gary Lewis Negara: Inggris, Jerman Tahun Rilis: 2019 " The Keeper " (2019) adalah biopic yang indah. Sensasi yang kurasa setelah menonton film ini nyaris sama dengan " The Walk " (2015). Dari kedua film tentang tokoh yang menggores sejarah penting di bidang mereka itu, kupikir biopic yang baik bukan hanya tentang "kemiripan wajah" (dari kedua film ini, kedua aktor sama sekali tak terlalu mirip dengan tokoh yang mereka perankan), melainkan juga soal kematangan naskah, detail dari masa ketika adegan-adegan itu berlangsung, serta sinematografi dan visual tone yang romantis. " The Keeper " memberikan itu, meski di awal kesannya seperti penonton tak dijanjikan sesuatu sesegar " The Walk ". &q

[Cerpen]: "Menjelang Perang" karya Ken Hanggara

(Dimuat di Tribun Jabar edisi Minggu, 27 Oktober 2019) Pada suatu malam di mimpi seorang bajingan, sesosok Dosa berjingkat-jingkat dan sembunyi di atas loteng. Berharap menemukan mangsa. Ketika itu sebuah negeri sedang porak-poranda. Ketimpangan di mana-mana. Darah tumpah oleh harta dan tahta. Setiap kepala cemas terlepas dari badan cuma untuk salah bicara. Sesosok Dosa termenung di pojok pasar dan bertanya kenapa Tuhan menciptanya dengan keburukannya? Manusia-manusia terbagi menjadi dua: untuk surga dan neraka. Dosa tahu, si neraka rakus dan biasanya mendapat jatah paling banyak. Dalam mimpi seorang bajingan, tidak perlu ada Pahala. Ia diringkus polisi rahasia pada zaman dahulu kala, dibawa ke tepi negeri, digebuki, diludahi, diceramahi, sebelum akhirnya digantung di tebing dekat laut dalam keadaan setengah sadar setengah mampus. Maka, jadilah santapan burung pemakan bangkai. Kini, bila engkau mencoba mencari tulang belulang Pahala, jangan harap pulang dengan selamat.  

[Review Film]: "Kritik tentang Keberagaman yang (Masih) Terlukai dalam Film Susi Susanti"

Judul: Susi Susanti - Love All Genre: drama, biopic Sutradara: Sim F Skenario: Syarika Bralini, Raymond Lee, Sinar Ayu Massie Pemeran: Laura Basuki, Dion Wiyoko, Lukman Sardi, Jenny Zhang, Farhan, Kelly Tandiono, Iszur Muchtar, Dayu Wijanto, Moira Tabina Zayn, Kin Wah Chew Negara: Indonesia Tahun rilis: 2019 "Susi Susanti: Love All" (2019) cukup memuaskan dengan menonjolkan kritik terkait keberagaman kita sebagai manusia Indonesia yang (masih) terlukai sampai detik ini. Film ini mengisahkan perjalanan karier legenda bulutangkis Indonesia, Susi Susanti.  Dikisahkan Susi muda mulai mencintai olahraga bulutangkis tanpa benar-benar diperhatikan oleh kedua orang tuanya. Dalam sebuah peristiwa kecil di perayaan kemerdekaan RI di kampungnya, ia mendapatkan kesempatan singkat menunjukkan kemampuannya. Dari momen singkat itulah, Susi mendapat panggilan untuk trial di salah satu klub bulutangkis di Jakarta.

[Cerpen]: "Ikan-ikan Kiriman Tuhan" karya Ken Hanggara

Gambar dari fineartamerica.com (Dimuat di Solopos edisi Minggu, 20 Oktober 2019)   Kamari membawa pulang ikan-ikan di sebuah karung. Karung itu bukan miliknya, akan tetapi, karena hari telah petang dia pikir ikan-ikan yang ditemukannya ditakdirkan jadi miliknya. Dia tertimpa banyak masalah. Begitu menemukan ikan-ikan ditelantarkan, dia anggap tangan Tuhanlah yang telah bekerja. "Tuhan membantuku lewat sekarung ikan!" Dengan berbekal ide bagus untuk mengenyangkan anak-anaknya, Kamari tak ingin lama-lama berada di jalan. Dia kebut langkahnya dan dengan demikian ikan-ikan dalam karung tersebut selamat dan tidak luput dari tangannya. Siapa tahu seseorang mendadak mencegat dan bilang, "Ikan-ikan saya kenapa diambil?!"

[Review Film]: "Menikmati Teror Perempuan Tanah Jahanam"

Judul: Perempuan Tanah Jahanam / Impetigore Genre: Psychological horror, mystery Sutradara: Joko Anwar Skenario: Joko Anwar Pemeran: Tara Basro, Aryo Bayu, Marissa Anita, Christine Hakim, Asmara Abigail, Kiki Narendra, Zidni Hakim, Faradina Mufti, Abdurrahman Arif, Mian Tiara, Teuku Rifnu Wikana Negara: Indonesia Tahun rilis: 2019 "Perempuan Tanah Jahanam" (2019) membuatku kembali percaya kalau film horor Indonesia tak dapat punah kengeriannya (setidaknya belum untuk bertahun-tahun ke depan) jika digarap oleh orang-orang seperti Joko Anwar. Aku pernah beranggapan, horor Indonesia tak akan bisa segar dan akan selalu "itu-itu" saja lantaran formula dan visi yang dipakai nyaris selalu sama antara film satu dan film lainnya, dari tahun ke tahun. Sejak remake " Pengabdi Setan " (2017), aku mulai percaya anggapanku itu sedikit memiliki kekeliruan. Setelah menonton "Perempuan Tanah Jahanam", sebagai pencinta film horor, aku justru mulai o

[Review Film]: "Midsommar Tak Sehoror yang Dikata Orang"

Judul: Midsommar Genre: drama, thriller, mystery Sutradara: Ari Aster Penulis: Ari Aster Pemeran: Florence Pugh, Jack Reynor, William Jackson Harper, Vilhelm Blomgren, Will Poulter, Isabelle Grill Negara: Amerika Serikat, Swedia Tahun rilis: 2019 " Midsommar " (2019) tak semenakjubkan apa kata orang-orang. Memang alasan kita pergi menonton film tak seharusnya cukup berdasarkan "konon katanya film itu bagus", tapi harus benar-benar murni karena kita ingin nonton saja (faktor-faktor lain yang kita pikirkan silakan saja dipilih semau kita). Maksudku, menontonlah tanpa dasar "paksaan". Nah, kebetulan aku tak berharap apa-apa pada " Midsommar " ini, dan setelah filmnya kelar kutonton, aku juga tak mendapat apa-apa, kecuali merasa waktuku terbuang sia-sia. " Midsommar " mengisahkan sekelompok mahasiswa asal Amerika Serikat yang melakukan kunjungan ke sebuah desa terpencil di Swedia, HÃ¥rga. Salah satu dari empat bersahabat it

[Review Film]: "The Nightshifter dan Eksekusi yang Kurang Maksimal"

Judul: The Nightshifter ( Morto Não Fala ) Genre: Horror, mystery Sutradara: Dennison Ramalho Skenario: Cláudia Jouvin, Dennison Ramalho, Marco de Castro Pemeran: Daniel de Oliveira, Fabiula Nascimento, Bianca Comparato, Marcos Kligman, Annalara Prates, Marco Ricca Negara: Brazil Tahun rilis: 2019 " The Nightshifter " atau " Morto Não Fala " (2019) mengisahkan Stênio, seorang petugas malam di sebuah kamar mayat, yang memiliki kemampuan berbicara dengan orang-orang mati. Kemampuan ini tak begitu ia pahami bagaimana mulanya, tetapi ia telah sangat terbiasa berbicara dengan para mayat. Tentu tak seorang pun tahu tentang ini.  Melihat trailer film ini, dengan premis yang terdengar tak biasa itu, aku merasa " The Nightshifter " mungkin saja layak ditonton. Aku masih bertanya-tanya bagaimana cerita selengkapnya tentang seseorang yang bisa berbicara dengan orang-orang mati ini? Apa latar belakangnya? Keseraman macam apa yang disajikan? Sayangn

[Cerpen]: "Pelukan Terakhir" karya Ken Hanggara

(Dimuat di Bangka Pos edisi Minggu, 13 Oktober 2019) Suatu hari aku tiba di titik puncak kebencian pada diriku sendiri dan semesta. Telah lama kupikirkan untuk mengakhiri hidup dengan segala macam cara; aku bisa saja mati dijerat tali yang kusiapkan di toilet terbengkalai atau tenggelam bersama sekarung batu menuju dasar sebuah danau di tepi kota yang jarang dijamah manusia atau terbakar oleh amukan api dahsyat di sebuah apartemen oleh rekayasa tangan dan otakku sendiri atau menenggak sejumlah besar pil dengan beragam jenis dan ukuran dan berbaring di kasur di kamarku selagi menunggu reaksi obat-obat itu untuk menghabisiku dari dalam atau kujatuhkan tubuhku dari gedung setinggi ratusan meter atau mungkin saja aku juga bisa mengakhiri hidup dengan menusuk tubuh sendiri dengan pedang sebagaimana cara yang telah lama dianggap sebagai cara terhormat untuk bunuh diri di Jepang, tetapi aku akui, aku tak cukup berani untuk memulai. Aku tak ada harapan apa pun untuk memperbaiki hidupk

[Cerpen]: "Kabur" karya Ken Hanggara

(Dimuat di biem.co , 7 Oktober 2019) Suatu hari aku kabur dari rumahku yang penuh dengan binatang. Aku tidak mampu tinggal lebih lama, meski sebenarnya dulunya rumah tersebut adalah milik ibuku. Tapi, ibuku mati di suatu subuh yang dingin. Kata orang, sebenarnya ibuku mati jauh sebelum itu dan tentunya saat kutemukan, tubuhnya sudah benar-benar beku. Bagaimana bisa tidak ada yang tahu sama sekali kalau ibuku mati sejak dua hari sebelum ditemukan adalah karena beberapa binatang mulai masuk dan menghuni rumah kami. Beberapa binatang itu tidak seperti binatang umumnya yang bisa ditemukan di jalanan. Mereka cukup berbeda dan mempunyai otak serupa otak manusia, sebab ada yang bisa bermain gitar, ada juga yang bisa menyetir mobil, dan bahkan beberapa dari mereka bisa menghajarku setengah mati. Aku tak berani melawan para binatang yang tahu-tahu menguasai rumah ibuku itu. Bukan hanya karena jumlah mereka lebih banyak dan tenaga mereka lebih besar dariku, melainkan juga karena ayah

Kenapa Aku Menulis?

Foto dokumentasi pribadi (2012) Aku bayangkan aku tak pernah mengenal dunia literasi. Aku bayangkan aku tak pernah menulis sebuah cerpen pun atau bahkan sebait puisi, kupikir detik ini aku sudah gila. Aku gila oleh menumpuknya pemikiran dan gagasan dan kadang-kadang beban hidup. Jika semua isi kepalaku itu tak kutumpahkan dari waktu ke waktu lewat tulisan, daya tampungku yang terbatas akan membuatku meledak dan "kolaps" dan aku mungkin saja tak bisa lagi mengenali siapa diriku dan dari mana aku berasal. Memang, kemungkinan untuk tetap waras itu ada, tapi aku tak yakin sebesar kemungkinan untuk menjadi gila jika aku tak tergiring keadaan untuk memulai menulis sesuatu. Menulis lalu menjadi obat usai kegagalan demi kegagalan melingkupi. Malam hari yang melelahkan dan selalu murung, berganti menjadi malam terang-benderang, bahkan dalam kondisi hanya tersisa uang dua ribu rupiah saja dalam dompetku dan dalam keadaan gelap gulita di kamar kontrakanku yang kecil di sudut

[Review Film]: "Asal-Usul Joker yang Melahirkan Simpati"

Judul: Joker Genre: Crime, drama, thriller Sutradara: Todd Phillips Penulis: Todd Phlillips, Scott Silver Pemeran: Joaquin Phoenix, Robert De Niro, Zazie Beetz, Frances Conroy, Brett Cullen Negara: Amerika Serikat Tahun rilis: 2019 "Joker" (2019) mengisahkan asal-muasal Joker, penjahat musuh Batman, yang belum pernah disajikan di film-film terdahulu. Yang kuharapkan ketika pergi ke bioskop untuk menonton film ini adalah mendapat pengetahuan menyeluruh tentang karakter Arthur Fleck sebelum ia menjelma menjadi penjahat keji yang mengusik ketenangan Kota Gotham. Ternyata yang kudapat justru lebih dari itu. Meski Joker penjahat paling tenar dari DC Universe, selesai menonton film ini aku justru bukan membencinya, malah bersimpati pada sosok di balik "topeng" Joker. Arthur Fleck adalah pria penyendiri yang hidup bersama ibunya yang sudah tua. Arthur bekerja sebagai badut dengan bayaran kecil. Perlakuan tak menyenangkan dari setiap orang dan tatapan