"Bayi Berbalut Kain Gorden Warna Krem" Ilustrasi cerpen "Bayi Berbalut Kain Gorden Warna Krem" oleh Ken Hanggara (Dimuat di Radar Mojokerto, Minggu, 20 September 2015) Seonggok bayi berbaring di tumpukan sampah. Entah bayi siapa. Dia menangis karena pagi begitu dingin. Dia menjerit karena lapar. Dia bergetar karena ingin tahu siapa yang menaruhnya di situ sehingga kulitnya jadi gatal-gatal, atau ingin tahu siapa ibu-bapaknya yang dengan tega menelantarkannya. Bayi itu berbalut kain gorden warna krem. Dibungkus begitu saja bagaikan lemper, lalu diletakkan di atas kardus bekas wadah Indomie yang sudah ditata sedemikian rupa. Tak ada yang tahu ada bayi di situ, karena tumpukan sampah ada di tepi kampung, dekat rawa-rawa, dekat tanah kosong yang dirimbuni pepohonan bambu. Bayi itu menangis dan menangis, sehingga misal ada yang dengar dan orang itu membawa dendam, bisa sirna saking kuatnya getaran kemanusiaan yang terkandung dalam suara si bayi. Orang itu
Menghibur dengan Sepenuh Hati