"Orang-orang di Balik Jeruji" Ilustrasi cerpen "Orang-orang di Balik Jeruji" oleh Ken Hanggara (Dimuat di Radar Bromo, Minggu, 30 Agustus 2015) Aku tak peduli seorang pembunuh sekalipun berada di dekatku. Aku juga tak peduli andai dia membunuhku detik itu. Aku tak kenal takut. Ketakutan adalah bagian dari keseharianku. Tempat di mana aku hidup adalah tempat orang-orang terjebak oleh dosa mereka sendiri. "Kenapa kau ada, kalau hanya untuk membuat manusia sepertiku terbuang?" tanya Gusti, lelaki kurus yang sebulan ini lebih sering mengerang di pojokan. Menangisi ibu di kampung. "Untuk mengajarimu banyak hal," tukasku. Ada tawa dari sisi gelap ruangan. Tawa dari bibir yang direkayasa Tuhan guna menghisap darah sesama. Dialah kematian, pembunuh yang tujuh hari terakhir melengkapi kami. "Kenapa? Bukankah kau menginjak puncak lebih tinggi?" tanyaku sinis. "Maksudmu?" " K au tahu. Dia domba tolol dan kau...
Menghibur dengan Sepenuh Hati