(Dimuat di Radar Mojokerto, Minggu, 18 Oktober 2015) Sebagaimana biasa, anak itu lahap menghabiskan jatahnya. Tak tanggung-tanggung, dua piring nasi goreng plus belasan tusuk sate ayam, masuk ke perut yang buncit. Di akhir ritual—tepatnya jadwal wajib di akhir hari: makan malam—satu tangan gempal mencari gelas besar, sementara satu lainnya memungut tusuk gigi untuk menghela serat daging yang nyangkut di sela gusi. "Lain waktu Ibu perlu inovasi!" ucapnya saat ditatapnya teh yang mengisi penuh gelasnya. Teh hangat. Ia bukan protes karena yang hendak diminum adalah teh basi atau bekas tadi pagi yang kupanaskan biar tak kentara basi. Ia ingin, setiap kuberi minum, yang didapat bukan itu-itu saja.
Menghibur dengan Sepenuh Hati