Sumber gambar: dedent2.rssing.com (Dimuat di Radar Banyuwangi, Minggu, 27 Desember 2015) Wajah itu tidak asing. Seperti terbenam di kepala saya, dulu, beberapa tahun silam. Hanya saja, saya tidak terlalu yakin. Maka saya duduk saja, sambil menyesap kopi, atau sesekali meladeni omongan Japri, teman saya—soal politik ibu kota tak berguna—serta tentu saja, mencuri pandang ke seberang. Pagi baru datang. Matahari menepis wajah itu. Beberapa mobil mulai melintas dan saya terlindung dari tingkah pola mengamati. Sebatang sigaret terselip di bibir. Sekejap terseret ke masa lalu, suatu masa ketika sering kali hati kembang kempis melihat tubuh seorang gadis. Dia, wajah itu, tak sadar sepasang mata saya meng- copy setiap detailnya ke dalam otak. Mencari pembeda dari masa lalu. "Korek?" Japri menyodorkan pemantik. "Hmm."
Menghibur dengan Sepenuh Hati