Skip to main content

Posts

Gaya Bekerja Para Penulis Tak Pernah Sama

Kalau ada teman yang bertanya tentang bagaimana membuat cerpen yang baik atau bertanya soal trik-trik tertentu, jawaban yang saya berikan lahir dari bagaimana cara saya membuat cerpen. Soal apakah jawaban itu bakal nyambung dengan gaya bekerja teman saya tersebut, saya tidak ikut campur, sebab proses kreatif tiap orang bisa berbeda-beda.

Kejarlah Dirimu Sendiri, Bukan Orang Lain

Iri dengki pada kesuksesan orang lain, yang berujung pada tindakan-tindak an negatifmu demi mengejar orang tersebut, hanya akan membuatmu rugi. Selain cepat tua dan berisiko terserang penyakit jantung dan stroke, kamu juga akan susah lepas dari pengaruh orang itu. Kamu akan selalu merasa saling kejar-kejaran dengan orang tersebut, padahal sebenarnya yang harusnya kamu lawan adalah dirimu sendiri.

Menulislah Biar Kewarasanmu Terjaga

Saya pernah dengan begitu yakin mengatakan pada seorang teman, "Kalau saya tidak menulis, mungkin saja saya bakal gila." Untuk sesaat, teman saya itu tampak terpana, dan beberapa detik kemudian segera saya tambahi kalimat yang boleh jadi agak ganjil tadi, "Gila karena bosan maksudnya. Bahkan bisa saja bukan cuma jadi gila, tetapi mati karena bosan oleh hidup yang begini-begini saja." Teman saya menatap saya dengan kepercayaan penuh, dan saya tahu itu dari pancaran matanya. Dia sepenuhnya setuju karena ikut mengalaminya. Bagi kami yang menjadikan menulis bukan hanya sebagai ajang penemuan jati diri atau mencari tambahan uang jajan, melainkan juga ditujukan untuk kebaikan orang lain, setidaknya orang terdekat dulu, menulis adalah obat untuk banyak hal. Saya pribadi lebih termotivasi bahwa apa yang saya upayakan saat menulis adalah demi orang tua, dan dampak yang saya rasakan sungguh luar biasa.

Sesekali Kita Perlu Pura-Pura Nggak Paham

Ada cerita lucu ketika saya sedang training di sebuah perusahaan nasional yang berpusat di Jakarta. Karena saya ikut interview dan test-nya di wilayah Jakarta, maka nama saya pun tercantum dalam daftar pegawai baru dari area ibukota. Dalam masa training yang berlangsung beberapa minggu itu, ada banyak pegawai dari daerah-daerah lain yang mengikuti proses seleksi sejak awal di kantor-kantor cabang. Nah, tentu saya tahu rekan-rekan mana saja yang berasal dari Surabaya, kota asal saya, sehingga saya mencoba membaur dengan mereka. Ketika itu, secara tidak terduga, salah satu dari mereka yang tampak agak urakan meledek saya dengan bahasa Suroboyoan, yang kira-kira berarti, "Makhluk yang satu ini ngapain ikutan nimbrung?"

Tentang Teman Lama yang Membuat Saya Enggan Menyerah

Kejadian-kejadi an kecil di sekitar kita sering kali, secara aneh dan tanpa kita sadari, berpengaruh besar bagi kehidupan kita di masa mendatang. Contohnya ketika saya mengenal seorang teman saat di Jakarta. Saya kenal dia secara tidak sengaja, yakni karena kami kebetulan mengenal teman yang sama, sehingga pada satu kesempatan di suatu weekend, bersama teman-teman lain, saya dan dia pergi ke tempat futsal. Perkenalan ini berlanjut ke omong-omong panjang, karena sepatu saya rusak sehingga tidak ikut bermain, sedangkan dia memang sengaja tidak ikut main. Hanya datang dan menonton saja. Jadi, kami berdua dan seorang teman lain duduk di tepi lapangan dan membahas hal-hal apa pun. Teman baru ini ternyata cukup ramah saat diajak mengobrol, walau kelihatannya pendiam dan tertutup. Pada akhirnya saya tahu dia orangnya terbuka pada beberapa hal terkait impiannya. Dia pernah, karena tidak punya kenalan dan buntu ide, mengajak saya kolaborasi di audisi IMB jilid 1. Karena saya s