(Dimuat di Radar Mojokerto, Minggu, 24 Januari 2016) 1/ Kematian Anita tidak mau sekolah. Ia pengen bolos, kalau bisa selamanya. Aku tidak tahu cara membujuknya. Kujanjikan boneka baru, tidak mau. Kujanjikan es krim kesukaan, juga tidak mau. Bahkan, janji memberikannya hadiah terbaik, berupa seekor kucing Persia di hari ulang tahun ke delapan, juga ditampik. Segala iming-iming yang—jika di situasi normal—membuat anak itu melonjak girang, ditolak. Anita menangis makin keras, karena tak ada seorang pun, termasuk aku, ayahnya, yang bisa mengembalikan nyawa seekor kucing. Anakku, yang tiga bulan lagi berumur delapan tahun itu, sangat mencintai kucing. Aku sendiri tidak suka, tapi juga tidak benci. Dan, kalau bicara soal kucing, tidak bisa tidak selain mengiyakan semua yang Anita tetapkan, sejak suatu hari setelah ia main ke rumah temannya dan melihat beberapa kucing lucu, lalu tertarik dan ingin memiliki. Ketetapan itu adalah: dia mau kucing berbulu putih, sehingga setiap sa
Menghibur dengan Sepenuh Hati