Skip to main content

Posts

Review Buku: "Detektif Cantik yang Misterius"

        Judul buku: Irine Shilling     Penulis: Ginger Elyse Shelley     Kategori: Novel     Penerbit : Diva Press     ISBN : 978-602-7956-11-7     Terbit : Oktober 2012     Tebal : 266 halaman          Christoper Stain, calon mertua Raphael Kingston, yang terkenal religius dan khas orang kaya pada umumnya: tahu tata krama, diam-diam menemui seorang pelacur di rumah bordil "mewah" milik Nyonya Tattern. Mary Kettle, begitulah nama si pelacur itu, ternyata punya nama lain yang cukup populer di kalangan kepolisian London, meski tidak populer di mata publik berkat kemisteriusannya; Irine Shiling. Belum jelas apa tujuan Mr. Stain ke sana, namun di suatu pagi yang cerah, di tengah berlangsungnya pembicaraan seputar rencana pertunangan antara Raphael dan Sarah Stain, lelaki tua itu tewas setelah disengat seekor lebah.

Cerpen: "Tukang Foto"

Sus hadir di sisi lelaki itu setiap hari. Pak Jaya, begitu lelaki aneh itu dikenal, atau sekadar disebut, sebab tak sering orang mendengarnya bicara. Jika datang hujan, atau jika malam begitu dingin, meski tak bersuami dan anaknya yang empat tahun menunggu nun jauh di kampung, Sus tak segan turun ke lantai bawah, menyelimuti, dan mengaduk teh hangat buat lelaki tua itu.         Dia tidak selingkuh, sama sekali tidak. Toh, biarpun sendiri dan hidup berdua di satu atap, tak ada yang diselingkuhi. Tak ada suami bagi Sus selain lelaki-lelaki yang menunggunya hadir di depan panggung, dengan iringan musik dan rok mini.

Catatan Perjalanan: Berbanjir-Banjir Dahulu, Berbahagia Kemudian

Jauh-jauh hari, aku sudah membuat janji dengan teman sesama penulis, Fariha, agar kami berangkat bersama ke acara Kampus Fiksi Roadshow Surabaya yang diadakan oleh Penerbit Divapress. Nama kami terdaftar sebagai dua dari 200-an peserta acara keren ini. Tapi belakangan rencana ini agak berubah gara-gara kejadian di luar dugaan: terpilihnya aku sebagai salah satu dari Top 2 Unsa Ambassador 2015. Apa itu Unsa? Bagaimana mulanya? Unsa (Untuk Sahabat) adalah komunitas yang mewadahi para penulis untuk belajar dan berkarya dalam suasana persahabatan. Aku mengenal Unsa di Facebook sejak sekitar akhir 2012 lalu. Dari bulan ke bulan, lomba menulis yang diadakan Unsa makin seru. Hampir tiap lomba aku coba ikuti, mulai dari cerpen hingga mininovel.

[Cerpen]: Wak Kaji dan Suraunya

Cerpen inilah yang mengantarku menuju Top 2 Unsa Ambassador 2015. Sebuah cerpen sastra religi yang ditulis dadakan, dengan ide yang juga datang secara dadakan. Semoga kalian suka, ya! :D                                                                                  ***     Barangkali jauh sebelum saya tinggal di sini, duduk, dan mengamati orang-orang, mendengar azan lima kali, anak-anak ngaji tiap sore, ceramah-ceramah Jumat siang, kakek itu sudah ada. Maksud saya begini, tentu saja beliau sudah ada. Tampak dari janggut putihnya, kemungkinan besar umurnya jauh lebih tua dari bangunan ini.

[Cerpen]: Duma & Bartus

Cerpen ini sebetulnya dibuat saat seleksi ketiga Unsa Ambassador 2015, yakni menulis sebuah fabel. Tetapi karena menurutku kurang greget, jadilah yang kukirim untuk seleksi tersebut adalah cerpen "Jagal" (bisa dibaca di postingan sebelumnya). Entah, mungkin kalau cerpen ini yang waktu itu kukirim, aku tidak lolos ke tahap berikutnya. :D Nah, daripada cerpen "terbuang" ini tetap tersimpan, baiknya diposting juga biar adil, biar teman-teman membacanya. Selamat menikmati! :D   *** Malam itu firman Tuhan berputar. Langit pekat, hujan menggila, dan petir beberapa jengkal dari kepala. Kota itu tersisa ujung-ujung gedung bangunan tingginya. Tak lama lagi sirna. Seekor kambing bernama Bartus menghela napas. Ekor panjangnya ia lingkarkan pantat dan perut. Cuaca dingin. Bersama Duma, anjing bertanduk yang jadi sahabatnya, Bartus meringkuk di geladak kapal. Di sekitarnya, kaki manusia-manusia beruntung pengikut kebenaran tampak memucat.