Skip to main content

Posts

Gang Hantu di Sudut Kota

Apa yang kalian pikirkan saat mendengar cerita rumah berhantu? Aku punya cerita tentang gang berhantu. Kebayang gak ? Satu rumah berhantu saja serem , apalagi gang! Wuiih ! Mau dengar? Begini, di sudut kota Surabaya (tak kusebut nama daerahnya) terdapat sebuah gang yang konon dihuni oleh berbagai jenis hantu. Ini kisah nyata, bukan rekayasa. Dulu kakek nenekku punya dua rumah. Salah satu yang mereka punya—dan yang terbesar di wilayah itu—adalah rumah yang bakal kusinggung di sini, yang berdiri bersama barisan rumah lain di sepanjang gang hantu. Gang ini pada saat itu memang sudah terkenal angker. Banyak saksi yang melihat penampakan, dari mulai yang bentuknya paling lucu sampai seramnya minta ampun. Kalian pernah melihat hantu? Atau setidaknya pernah diganggu oleh mereka dengan suara-suara? Kalau pernah, mungkin belum seberapa dengan para penduduk di gang hantu ini. Tahu, gak , berurusan dengan hantu sudah jadi makanan mereka sehari-hari!

[Cerpen]: "Mata yang Merah Menyala-Nyala" karya Ken Hanggara

Sejak minggu lalu Norman tak bisa tidur dengan nyenyak. Penyebabnya adalah mimpi-mimpi aneh yang belakangan sering menyerangnya. Dilihatnya seorang pria berjubah hitam tengah berdiri di tengah ladang warisan bapaknya. Matanya bersinar, menyala-nyala, tajam menatapnya seolah-olah ingin menagih sesuatu. Maka, dikonsultasikanlah hal ini pada seorang paranormal tersohor di kampungnya. Norman mendengar nasihat-nasihat dari beliau bahwa mungkin dulu di masa lalu dia pernah punya tanggungan utang pada seseorang entah siapa. "Memang dulu pernah utang, tapi sudah saya lunasi, Mbah." "Kalau begitu, cobalah kamu ingat-ingat lagi. Barangkali ada yang terlupa."

Kisah yang Boleh Kau Sebut Nyata, Juga Boleh Kau Sebut Fiktif

  (Part 1) Aku mencermati waktu yang paling tepat, ketika gadis itu mulai keluar dari rumah dan melakukan rutinitas paginya: menyapu. Sudah seminggu lebih kuperkirakan itu. Dulu pertama aku melihatnya langsung terkesima, bagaimana mungkin perempuan secantik itu ada di tempat ini? Dan, di kali kedua, kira-kira seminggu yang lalu itu, pertanyaan ku tak perlu jawaban. Aku tak sengaja melihatnya lagi dan seolah dunia adalah mimpi. "Kau tahu, mimpi indah itu kadang tak perlu dicari, tapi ia akan dengan sendirinya menyambangimu?"

Kembalinya Hantu Legendaris

Tulisan ini beda dari artikel-artikelku sebelumnya. Tapi, tanpa mengurangi rasa seriusku, biarlah kusuguhkan cerita model baru untuk kalian. Sebelumnya kuingatkan, tulisan ini bukan untuk menakut-nakuti. Cuma berbagi cerita dan pengalaman saja. Siapa tahu cocok mengisi waktu luang sambil melamun dan mengingat-ingat cerita ini di kala sepi. Hehe. Oke, tanpa ba-bi-bu lagi, langsung saja, ya!

Cerpen: "Panggung" karya Ken Hanggara

Sejak dulu panggung ini menyuguhkan pertunjukan murah bagi seluruh penghuni kota. Tidak seperti panggung-panggung pada umumnya, panggung ini amatlah istimewa, karena penontonnya terdiri dari beragam profesi. Kedudukan sosial tak jadi soal. Siapa saja bisa jadi penonton. Tak masalah jika misalnya bapak walikota duduk di samping tukang sapu. Atau mungkin , pialang saham berjejer dengan kuli bangunan. Bahkan tak jarang pula orang-orang berpangkat harus duduk di belakang mereka yang tidak berpangkat. Mereka tak pernah mempermasalahkan.