Skip to main content

Posts

Petuah Cinta dari Gelembung Sabun

Cinta itu tak ubahnya gelembung sabun bagi seorang anak kecil. Saat dia bermain, meniup-niup ujung sedotan dengan mulut mungilnya, gelembung-gelembung itu pun bermunculan, membuat hati setiap anak yang melihatnya bahagia, damai. Namun sebentar kemudian hilang, menyatu di udara. Tak bersedih anak itu, ditiupnya kembali, lebih keras agar gelembungnya semakin banyak. Begitu seterusnya. Begitu juga cinta. Meski telah berulang kali membuat hati kasmaran hancur, meski telah beribu kali membuat hati yang tulus terluka, tapi kekuatan cinta itu sendiri masih tetap ada, masih meluap-luap dalam hati jutaan umat manusia. Maka beruntunglah mereka yang berani pada segala kemungkinan tentang cinta dan mereka yang tetap percaya akan kekuatan cinta! *Catatan lama: 27 April 2012

[Cerpen]: Cipluk & Bapak Pemimpin

Oleh: Ken Hanggara* Sudah sejak lama aku melihatnya bak sebutir salju di musim kemarau. Dialah sosok pemimpin yang amat kukagumi, pemimpin kami. Segala tugas yang diamanahkan padanya, dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Tentulah kenyataan ini membuatku senang. Selama ini, menurutku tugas pemimpin merupakan satu hal yang sangat berat. Tak terbayang jika aku yang disuruh menjadi pemimpin. Bisa-bisa aku tak tahan. Sebab mataku tak biasa melihat uang dalam jumlah yang banyak.

Antara Pencurian, Korupsi, & Plagiasi

Pencurian adalah tindakan jahat yang dilakukan dengan mengambil milik orang lain secara diam-diam. Kebanyakan--dan hampir dapat dipastikan--tujuannya tak lain untuk menguntungkan diri si pelaku. Pelaku tersebut tidak akan mengembalikan benda yang dicurinya, kecuali dalam keadaan-keadaan tertentu yang mendesak, sepeti misalnya ketika ia tertangkap basah. Sepanjang masih 'aman-aman' saja, pencuri adalah asap di tengah badai, yang hilang dan tak mungkin akan kembali.

Cerpen "Astuti" Karya Ken Hanggara

Cerpen ini saya ikutkan dalam lomba menulis cerpen tingkat nasional oleh FAM Indonesia dengan tema TKI sekitar sebulan yang lalu. Kala itu saya mengirim dua cerpen, yaitu “Astuti” dan “Tentang Wanita yang Dekat Sekaligus Jauh Dariku”. Alhamdulillah, meski cerpen “Astuti” ini tidak lolos, cerpen yang lain berhasil masuk 10 besar. Cerpen “Astuti” sengaja saya posting di sini agar teman-teman bisa membacanya. Cerpen ini didedikasikan untuk para pahlawan devisa yang sering kali tidak mendapat keadilan di negeri orang. Selamat menikmati.