Skip to main content

Posts

Showing posts from 2013

Antara Pencurian, Korupsi, & Plagiasi

Pencurian adalah tindakan jahat yang dilakukan dengan mengambil milik orang lain secara diam-diam. Kebanyakan--dan hampir dapat dipastikan--tujuannya tak lain untuk menguntungkan diri si pelaku. Pelaku tersebut tidak akan mengembalikan benda yang dicurinya, kecuali dalam keadaan-keadaan tertentu yang mendesak, sepeti misalnya ketika ia tertangkap basah. Sepanjang masih 'aman-aman' saja, pencuri adalah asap di tengah badai, yang hilang dan tak mungkin akan kembali.

Cerpen "Astuti" Karya Ken Hanggara

Cerpen ini saya ikutkan dalam lomba menulis cerpen tingkat nasional oleh FAM Indonesia dengan tema TKI sekitar sebulan yang lalu. Kala itu saya mengirim dua cerpen, yaitu “Astuti” dan “Tentang Wanita yang Dekat Sekaligus Jauh Dariku”. Alhamdulillah, meski cerpen “Astuti” ini tidak lolos, cerpen yang lain berhasil masuk 10 besar. Cerpen “Astuti” sengaja saya posting di sini agar teman-teman bisa membacanya. Cerpen ini didedikasikan untuk para pahlawan devisa yang sering kali tidak mendapat keadilan di negeri orang. Selamat menikmati.

Dari Masa Kecil Hingga "Jalan Setapak Aisyah"

Sejak kecil aku sudah bermimpi ingin menjadi penulis. Maka buku cerita menjadi satu dari sekian banyak sahabatku. Aku senang membaca berbagai cerita rakyat, dongeng dari luar negeri, ataupun kisah sehari-hari yang mengandung nilai edukasi.

Surat untuk Nenek

Surat ini pernah saya ikutkan dalam lomba menulis surat bulanan oleh FAM Indonesia dengan tema Ramadhan. Namun sayang belum lolos. Semoga dengan saya posting di sini dapat membuat teman-teman lainnya turut membaca. :)

Buku Cerita & Mimpi Jadi Penulis

Sejak kecil aku menyukai buku cerita. Mungkin gara-gara komik berwarna milik Kakak. Komik itu kutemukan di dalam tumpukan barang lama yang sudah tidak terpakai. Maka, komik itulah temuan pertamaku. Ia lebih tua dariku dan demi menyadari semua itu, aku senang tak kepalang.

Harapan di Balik Nama

Nama pena mungkin sudah tidak asing di telinga kita. Nama pena adalah nama yang dipakai penulis dalam setiap karya-karyanya, yang tentunya bukan merupakan nama asli. Setiap kali aku mendengar seseorang menyebut nama pena, aku selalu berpikir tentang penulis. Ah, penulis! Sungguh sebutan, profesi, julukan, atau apa pun itu, bagi mereka para pemikir hebat yang tak lekang oleh waktu, yang berjuang dengan kostum laiknya superhero dalam film dan komik. Kostum nya adalah nama pena itu sendiri.

Cinta Sang Simpai Keramat by KenSinNji

Cerpen ini dibuat sekitar pertengahan tahun 2012. Saya berkolaborasi dengan dua sahabat pena; DP Anggi dan Yasin Abiru Sabil. Kami menamai persahabatan ini dengan sebutan KenSinNji. Saat ini, kami tengah mempersiapkan naskah buku kolaborasi. Berikut cerpen kami kala itu. Mohon maaf apabila ada banyak kekurangan di sana-sini. Maklum, kami masih belajar. Hehe... Selamat membaca. :)

Resensi Buku: Bagai Buku Harian yang Tertuang Lewat Syair Indah (oleh Hanum Anggraini)

Judul : Dermaga Batu Jenis Buku : Kumpulan Pusi Penulis : Ken hanggara Penerbit : FAM Publishing Tahun Terbit : Januari 2013 Cetakan : I Tebal Buku : xvi+192 halaman Harga: Rp 42.000,-

Jalan Setapak Aisyah karya Ken Hanggara

Alhamdulillah, buku kedua saya telah terbit! Bagi yang berminat, silakan dibeli. :) Judul : Jalan Setapak Aisyah Penulis : Ken Hanggara Kategori : Kumpulan Cerpen Inspiratif Penerbit : FAM Publishing ISBN : 978-602-7956-37-9 Cetakan I : Mei 2013 Dimensi : 13 x 20 cm Tebal : 194 halaman Harga : Rp. 40.000,-

Resensi Buku: Untuk Mereka yang Membenci Rasa Syukur

Judul buku : Kunang-Kunang di Sarang Tikus Penulis : Zakiya Sabdosih, dkk. Kategori : Kumpulan Cerita Pendek Penerbit : FAM Publishing ISBN : 978-602-7956-11-7 Terbit : April 2013 Cetakan : 1 Tebal : 195 halaman Harga : Rp 45.000,-

Resensi Buku: Berpikir Positif, Kunci Damainya Hidup

Judul buku : Manajemen Kritik (Pintar Mengelola Kritik, Untuk Hidup Lebih Baik) Penulis : Setiyono Kategori : Non-Fiksi (Pengembangan Diri) Penerbit : FAM Publishing ISBN : 978-602-18971-9-5 Terbit : November 2012 Cetakan : 1 Tebal : 155 halaman Harga : Rp 39.000,-

Resensi Buku: Tanpa Cinta, Hidup Tak Akan Hidup

Judul buku : Pesona Odapus Penulis : 25 Penulis Cerpen Indonesia Kategori : Kumpulan Cerita Pendek Penerbit : FAM Publishing ISBN : 978-602-18971-4-0 Terbit : Oktober 2012 Cetakan : 1 Tebal : 222 halaman Harga : Rp 43.400,-

Resensi Buku: Beruntunglah Mereka yang Memelihara Cinta

Judul buku : Sabda Cinta di Atas Nama Tuhan Penulis : Lina Saputri Kategori : Novel Penerbit : FAM Publishing ISBN : 978-602-18971-6-4 Terbit : Oktober 2012 Cetakan : 1 Tebal : 142 halaman Harga : Rp. 38.500,-

Testimoni Beberapa Pembaca Buku "Dermaga Batu"

"Buku kumpulan puisi yang ‘cantik’ dan ‘anggun’. Cantik karena bisa menceritakan satu hal yang dianggap biasa menjadi luar biasa. Anggun karena kata-kata yang digunakan sederhana, namun bisa menyentuh hati." :) -amatullah f yasmin, pelajar

Resensi Buku: Serupa Panggung Kehidupan

Judul buku : Kemarau Kemarin Penulis : Aditya Surya Nugraha Kategori : Kumpulan Puisi Penerbit : FAM Publishing ISBN : 978-602-18971-2-6 Terbit : Oktober 2012 Cetakan : 1 Tebal : 88 halaman Harga : Rp 29.800,-

Resensi Buku: Menapaki Jalan Hidup dengan Keikhlasan

Judul buku : Fesbuk Penulis : Muhammad Subhan & Aliya Nurlela Kategori : Kumpulan cerpen Penerbit : FAM Publishing ISBN : 978-602-17404-8-4 Terbit : Februari 2013 Cetakan : 1 Tebal : xi + 127 halaman Harga : Rp.38.000,-

Internet di Indonesia serta Perannya dalam Setiap Segi Kehidupan

Internet bagi kebanyakan orang Indonesia mungkin pernah menjadi semacam makhluk asing, tak semua orang mengetahui keberadaannya, apalagi menyentuhnya. Hanya orang-orang tertentu yang dapat berinteraksi dengannya. Orang-orang itu biasa kita, orang awam, panggil dengan sebutan “orang pintar”. Mereka para ahli di sebuah bidang yang terus berkembang dari waktu ke waktu, sejalan dengan perkembangan pola pikir manusia modern. Bidang tersebut adalah teknologi informasi dan komunikasi.

Testimoni buku Dermaga Batu oleh Wahyu Prihartini, pembaca dari Pasuruan.

Dermaga Batu merangkum banyak hal tentang lekuk kehidupan. Perjuangan, pengorbanan, cinta, harapan, persahabatan, cerita tentang negeri, terangkum apik dalam tatanan kalimat yang menarik. Pilihan diksinya selalu tepat untuk mengapresiasikan hal yang penulis alami. Wahyu Prihartini

Resensi Buku Dermaga Batu oleh Najla Al-Faiq

Judul Buku : Dermaga batu Pengarang : Ken Hanggara Tahun terbit : 2013 Harga: Rp 42.000 Penerbit : FAM Publishing, Kediri Tebal halaman : xvi+192 halaman Buku kumpulan puisi ini menyajikan sekitarnya 100 lebih puisi yang sederhana. Namun bahasa yang digunakan penulis adalah bahasa yang variatif dan kreatif. Isi puisi lebih menjurus pada kehidupan. Cinta, sejarah, persahabatan dan kasih sayang, semua terangkum apik didalam buku berkover dermaga ini.

"Jakarta Bulan Desember" oleh Ken Hanggara

  S ebenarnya sudah lama—sejak aku SMP—aku ingin ke Jakarta, ingin melihat dan menyentuh Monas yang terkenal itu. Maka selesai sekolah, aku merantau ke Jakarta. Aku mendaftar ke sebuah manajemen artis, dan mendapat pendidikan dasar seni peran—bagaimana melatih pernafasan, konsentrasi, ekspresi, dan lain sebagainya. Aku sangat serius menjalaninya karena—selain bercita-cita menjadi seorang penulis—aku juga ingin menjadi seorang bintang film, atau setidaknya penulis skenario.

Kenangan, Cinta, & Warnet Berdebu

Aku punya mimpi yang cukup lama mendekam dalam hati dan pikiran. Namun mimpi itu, seperti sesuatu yang baru dan masih belum benar-benar sanggup berdiri kokoh dengan sendirinya tanpa penopang. Mimpi itu adalah menerbitkan tulisanku agar bisa dibaca banyak orang. Baiklah. Begini... Akan kumulai dari hobi masa kecilku.

Seratus Dua Puluh Tiga Anak Tangga

         Malam itu, mataku sulit terpejam. Tak ada kebisingan apa pun yang mengusikku. Mungkin karena pertama kali menginap di rumah Paman, butuh sedikit penyesuaian agar mata ini patuh pada rasa kantuk yang mulai datang. Hawa sejuk harusnya membantu, tapi tidak saat itu. Anganku melayang ke sebuah tempat yang belum pernah seumur hidup kudatangi; Bali.

Bulatan Jejak di Pelataran Pagi

Dulu tak terlintas sedikit pun di benak saya, untuk menulis sebuah buku antologi puisi tunggal. Awalnya, saya menulis puisi-puisi sederhana itu hanya sebagai cara untuk merekam satu jalan cerita yang saya rasakan, imajinasikan, atau lihat. Saya sendiri tak ingat puisi pertama yang 'berhasil' saya tulis seperti apa. Itu terjadi kurang lebih sekitar lima tahun lalu,